Failover Server: Mitigasi untuk Insiden Kegagalan Sistem

04 Aug 2025 Muhammad Iqbal Iskandar

Failover Server: Mitigasi untuk Insiden Kegagalan Sistem

Kini dunia bisnis semakin bergantung pada infrastruktur digital sehingga downtime bukan lagi sekadar masalah kecil. Layanan yang berhenti atau terkena gangguan selama beberapa menit saja dapat berdampak besar, mulai dari kerugian finansial, hilangnya kepercayaan pelanggan, hingga rusaknya reputasi perusahaan. Ketersediaan sistem, atau high availability merupakan elemen krusial dalam menjaga operasional bisnis agar bisa tetap berjalan lancar tanpa gangguan. Di sinilah failover server berperan penting.

Sistem failover merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memastikan layanan tetap tersedia saat terjadi gangguan. Teknologi ini dirancang untuk bisa menjaga kelangsungan operasional dengan cara mengalihkan sistem ke server failover (cadangan) secara otomatis. Artikel ini akan membahas secara detail tentang definisinya, perbedaannya dengan backup, bagaimana cara kerjanya, apa jenis-jenisnya, serta manfaat implementasinya pada bisnis. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!

Apa yang Dimaksud dengan Failover Server?

Failover server adalah server cadangan yang dikonfigurasi untuk bisa mengambil alih fungsi dari server utama ketika terjadi kegagalan sistem secara otomatis. Kegagalan ini bisa disebabkan karena rusaknya perangkat keras, software crash, atau bencana lainnya. Metode failover server ini merupakan bagian dari sistem yang lebih luas, mencakup deteksi kegagalan, pengalihan beban, dan recovery otomatis.

Tidak seperti proses recovery manual, sistem ini bisa memungkinkan waktu failover yang jauh lebih cepat, bisa saja hanya dalam hitungan detik. Hal ini memungkinkan prosesnya terjadi tanpa mengganggu pengalaman end user. Failover dapat terjadi secara lokal di satu data center, atau antar data center di lokasi geografis yang berbeda, tergantung pada arsitektur dan kebutuhannya.

Backup vs Failover Server, Apa Perbedaannya?

Secara tujuan, kedua konsep ini sekilas terlihat sama, yaitu sebagai bagian dari sistem recovery. Akan tetapi, keduanya sebenarnya memiliki fungsi yang berbeda. Sistem backup memiliki fungsi untuk menyimpan salinan data dan akan digunakan untuk proses recovery setelah  gangguan terjadi. Oleh karena itu, proses ini biasanya memerlukan waktu untuk bisa mengembalikan sistem ke kondisi semula, sehingga tidak dirancang untuk menjaga layanan tetap berjalan saat terjadi kegagalan.

Di sisi lain, failover dirancang untuk langsung aktif segera setelah sistem utama gagal. Jadi, selain memuat salinan data, server ini juga akan menjalankan fungsi-fungsi layanan. Hal ini membuat pengguna akhir tidak akan merasakan atau sadar bahwa terjadi gangguan. Perbedaan inilah yang membuat server failover menjadi komponen yang sangat penting dalam strategi high availability dan disaster recovery.

Bagaimana Cara Kerja Failover Server?

Implementasi metode failover meliputi beberapa komponen dan langkah penting agar dapat berfungsi secara otomatis dan optimal. Berikut ini adalah komponen dan langkah-langkahnya:

Sistem Monitoring & Heartbeat

Server utama dan server cadangan akan dihubungkan melalui jalur komunikasi khusus yang mengirimkan sinyal secara berkala, seperti detak jantung (heartbeat). Ketika server cadangan ini tidak lagi menerima atau mendeteksi sinyal heartbeat dari server utama, maka sistem failover akan mengasumsikan bahwa sistem utama mengalami kegagalan.

Deteksi Kegagalan Otomatis

Sistem deteksi akan memeriksa berbagai parameter, mulai dari koneksi jaringan, penggunaan CPU, ruang dalam disk, bahkan respons aplikasi. Jika ada salah satu parameter penting berada di luar ambang batas, maka sistem akan menjalankan langkah failover secara otomatis.

Load Balancer dan DNS Switching

Dalam beberapa arsitektur modern, sistem failover selalu diatur melalui load balancer atau DNS failover. Load balancer berfungsi untuk mengarahkan traffic pengguna ke server yang masih sehat dan berfungsi. Ketika ada server yang mati, maka traffic akan langsung dialihkan ke server cadangannya tanpa pengguna sadari.

Failover dan Failback

Setelah sistem dialihkan, proses inilah yang disebut sebagai failover. Saat kemudian server utama kembali berfungsi seperti semula, maka proses failback akan dilakukan. Proses failback akan mengembalikan sistem ke posisi semua, namun proses ini biasanya dilakukan secara manual atau terjadwal untuk menghindari gangguan tambahan.

Penyesuaian State Data

Supaya proses failover berjalan dengan lancar, server cadangan perlu menjaga sinkronisasi data secara real time atau dalam interval waktu tertentu. Proses ini menggunakan teknologi seperti replication dan snapshot incremental agar kondisi data tetap mutakhir.

Apa Saja Jenis-jenis Failover Server?

Berdasarkan kebutuhan, skala sistem, serta toleransi terhadap downtime, terdapat beberapa jenis konfigurasi server cadangan. Berikut ini adalah jenis-jenisnya:

Jenis Active Passive vs Active Active

Jenis active-passive adalah konfigurasi dengan satu server aktif dan satu server standby. Ketika salah satu gagal, server cadangan baru akan aktif mengambil alih. Model ini lebih sederhana dan hemat biaya, tetapi perlu waktu lebih lama karena harus mengaktifkan server pasif dahulu.

Sementara itu, pada jenis active-active, semua server bekerja bersamaan dan saling membagi load. Konfigurasi dengan load balancing ini memiliki waktu failover yang sangat cepat. Cocok untuk sistem dengan traffic tinggi dan kebutuhan non-stop.

Cluster High Availability

Model ini merupakan kumpulan node server yang saling terhubung dan bekerja dalam saut quorum. Jika salah satu node gagal, maka node lain akan secara otomatis aktif. Cluster HA ini sering digunakan dalam lingkungan database, penyimpanan file, serta aplikasi kritikal yang tidak boleh mati.

Geo-Failover atau Multi-Site

Jenis failover ini memanfaatkan lokasi geografis yang berbeda sebagai strategi dari disaster recovery. Ketika salah satu data center offline (misalnya karena bencana), maka sistem akan dialihkan ke data center lain yang berada di lokasi yang berbeda, hingga negara yang berbeda. Ini cocok untuk perusahaan global atau layanan dengan pengguna internasional.

Apa Saja Manfaat Implementasi Failover Server pada Bisnis?

Mengimplementasikan sistem failover memiliki banyak manfaat strategis bagi pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis, selain tentunya untuk mencegah downtime. Berikut ini adalah manfaat-manfaat tersebut:

Menjamin High Availability Secara Konsisten

Adanya server cadangan yang selalu sedia, perusahaan dapat memastikan layanan selalu tersedia, khususnya untuk bidang layanan digital seperti perbankan, pendidikan online, e-commerce, dan layanan kesehatan.

Mitigasi Risiko Gangguan Sistem

Metode failover akan memungkinkan sistem untuk tetap berfungsi terlepas dari apa pun penyebab gangguannya. Hal ini adalah bagian penting dari strategi manajemen risiko IT.

Menjaga Loyalitas dan Kepercayaan Pelanggan

Pelanggan yang memiliki pengalaman buruk akibat layanan yang tidak stabil akan cenderung tidak akan kembali. Dengan metode failover, perusahaan dapat membangun kepercayaan pelanggan.

Kepatuhan terhadap SLA dan Regulasi

Perusahaan umumnya terikat dengan kontrak Service Level Agreement (SLA) yang menetapkan batas waktu toleransi gangguan sistem. Metode failover dapat membantu memenuhi target RTO (Recovery Time Objective) dan RPO (Recovery Point Objective).

Mendukung Pertumbuhan dan Skalabilitas

Dalam konfigurasi active-active, beban kerja dapat dibagi-bagi antar server, sehingga perusahaan dapat menangani lonjakan pengguna tanpa mengubah infrastruktur secara signifikan. Jika terjadi overload, failover otomatis akan menjaga sistem tetap stabil.

Tingkatkan Ketersediaan Sistem Anda dengan Solusi Virtualisasi Server dari Huawei!

Solusi virtualisasi server merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memastikan layanan bisnis tetap aktif setiap saat tanpa risiko downtime. Oleh karena itu, percayakan ketersediaan sistem Anda pada virtualisasi server dari Huawei.

Solusi Datacenter Virtualization Solution (DCS) dari Huawei dilengkapi solusi full-stack yang menggabungkan perangkat keras ICT terdepan, arsitektur hyper-converged, dan fitur canggih seperti manajemen cerdas, kompatibilitas luas dengan platform cloud, live migration tanpa downtime, dan DR dengan RPO nol untuk efisiensi, skalabilitas, dan keandalan maksimal..

Phintraco Technology, sebagai partner resmi dari Huawei, dapat membantu Anda untuk mengimplementasikan solusi virtualisasi ini untuk bisnis Anda.

Hubungi marketing@phintraco.com untuk informasi selengkapnya!

Editor: Irnadia Fardila