Virtual Machine Migration: Jenis dan Langkahnya

Virtual Machine Migration: Jenis dan Langkahnya
Proses virtualisasi kini telah menjadi solusi pilihan bagi banyak infrastruktur IT modern. Komponen dasar dalam virtualisasi, yaitu virtual machine (VM), dapat mengoperasikan beberapa sistem operasi di dalam satu perangkat keras fisik. Hal ini dapat membawa fleksibilitas, efisiensi, dan penghematan biaya untuk perusahaan. Kini kebutuhan untuk memindahkan VM dari satu host ke host lainnya mulai muncul, proses ini disebut sebagai virtual machine migration. Proses ini tidak hanya sekadar memindahkan data dan file, tetapi sebuah proses kompleks yang perlu perencanaan matang untuk meminimalkan downtime.
Hal tersebut didorong oleh kebutuhan bisnis untuk selalu adaptif dan responsif terhadap perubahan, serta kebutuhan akan uptime yang tinggi. Migrasi VM dapat membantu perusahaan untuk memindahkan workload tanpa mengganggu operasional bisnis yang sedang berjalan. Artikel ini akan membahas seluk-beluk migrasi virtual machine, mulai dari definisinya, kapan perusahaan harus melakukannya, apa saja tipe, langkah-langkah, serta manfaatnya.
Apa itu Virtual Machine Migration?
Virtual machine migration atau VM migration adalah proses pemindahan VM dari satu server fisik (host) ke server fisik lainnya. Pemindahan ini dapat dilakukan di lingkungan yang sama seperti di dalam data center yang sama, atau di lingkungan yang berbeda seperti antar date center atau ke cloud.
Proses ini dilakukan untuk bisa memindahkan VM yang sedang berjalan tanpa perlu mematikan proses operasionalnya. Tujuannya adalah untuk meminimalkan atau menghilangkan downtime. Semua data terkait dengan VM seperti file sistem operasi, aplikasi, data, dan konfigurasi dapat dipindahkan dalam proses migrasi ini.
Kapan Perusahaan Perlu Melakukan Migrasi Virtual Machine?
Terdapat beberapa faktor dan situasi pendorong di mana perusahaan perlu melakukan VM migration. Faktor dan situasi tersebut antara lain adalah:
Perawatan dan Penggantian Hardware
Perusahaan perlu melakukan perawatan rutin terhadap server fisik atau bahkan menggantinya jika diperlukan, di situasi inilah migrasi VM diperlukan untuk menjaga keberlangsungan operasional tanpa menyebabkan downtime.
Load Balancing
Load balancing adalah proses pemerataan beban kerja secara merata di server-server yang ada. Proses pemerataan workload ini juga dapat dilakukan dengan migrasi VM dari server yang memiliki beban lebih ke server lain yang kekurangan beban. Beban kerja yang terdistribusi secara merata akan mencegah terjadinya bottleneck dan memastikan aplikasi bekerja secara responsif.
Konsolidasi Server
Migrasi VM dapat digunakan juga ketika perusahaan memiliki banyak server dengan utilitas rendah dan perlu dikonsolidasikan ke server fisik yang lebih sedikit. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya listrik, pendinginan, perawatan hardware, serta biaya operasional lainnya.
Disaster Recovery
Ketika terjadi bencana yang tidak terduga atau kegagalan hardware yang menyebabkan malfungsi server, migrasi VM dapat dilakukan untuk memindahkan lokasi disaster recovery atau cloud secara singkat. Hal ini dapat mempercepat pemulihan layanan dan aplikasi dan meminimalisasi dampak downtime.
Cloud Migration
Perusahaan yang ingin memindahkan infrastruktur IT mereka secara masif ke cloud (migrasi cloud) juga perlu melakukan migrasi VM. Virtual machine yang dijalankan di infrastruktur on-premise dapat juga dipindah ke platform cloud. Hal ini memberikan fleksibilitas, skalabilitas, dan efisiensi biaya untuk perusahaan.
Apa Saja Tipe Virtual Machine Migration?
Berdasarkan prosedural dan langkahnya, migrasi virtual machine memiliki dua tipe utama, yaitu live migration dan cold migration. Berikut ini adalah masing-masing penjelasannya:
Live Migration (Hot Migration)
Live migration atau hot migration adalah jenis pemindahan VM dari satu server fisik ke server fisik lainnya tanpa menyebabkan downtime. Proses ini dilakukan ketika aplikasi dan layanan sedang berjalan dan beroperasi di VM tanpa terinterupsi selama migrasi dijalankan. Transfer memori aktif di VM akan dilakukan secara bertahap selagi VM tetap berjalan di server sumber. Setelah selesai kontrol VM akan dialihkan ke server tujuan dengan sangat cepat.
Cold Migration (Offline Migration)
Cold migration atau offline migration adalah jenis migrasi VM dari satu server fisik ke server lainnya pada saat VM dalam keadaan mati. Penyalinan file VM seperti konfigurasi dan disk virtual dilakukan dari server sumber ke server tujuan. VM baru akan dinyalakan di server tujuan ketika proses penyalinan selesai. Karena VM berada dalam keadaan mati ketika proses migrasi, maka akan ada downtime selama proses tersebut.
Apa Saja Langkah Virtual Machine Migration?
Terdapat beberapa langkah-langkah umum yang dilakukan dalam proses migrasi VM. Berikut ini adalah langkah-langkah dan penjelasannya:
Perencanaan
Tahapan perencanaan adalah langkah awal yang penting dalam migrasi VM. Tim IT perlu mengidentifikasi VM yang akan dimigrasikan, tujuan migrasi, memilih metode, serta menetapkan jadwal migrasi.
Persiapan Lingkungan (Reservation)
Setelah perencanaan selesai, selanjutnya adalah menyiapkan lingkungan tujuan. Persiapan ini meliputi ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan server atau data center tujuan, mulai dari CPU, memori, storage, serta network.
Replikasi Data
Replikasi data merupakan proses penyalinan data dari VM sumber ke server atau cloud tujuan. Proses ini dilakukan berdasarkan jenis migrasinya dan perangkat lunak yang digunakan.
Cut-Over
Cut-over adalah tahap saat VM dialihkan dari sumber ke tujuan. Dalam cold migration, tahap ini berarti menyalakan VM di server tujuan setelah migrasi selesai. Sementara dalam live migration, tahap ini berarti pengalihan kontrol VM dari sumber ke tujuan dengan cepat.
Validasi dan Pembersihan
Langkah terakhir adalah validasi atau pengujian fungsionalitas VM di lingkungan tujuan serta pembersihan untuk menghapus salinan VM di server sumber dan membebaskan sumber daya yang telah dialokasikan untuk migrasi.
Apa Saja Manfaat Virtualization Migration?
Implementasi migrasi VM memiliki beberapa manfaat utama, yaitu:
Meminimalkan Downtime
Pada jenis live migration, perusahaan dapat memindahkan VM sekaligus meminimalkan downtime untuk memastikan ketersediaan layanan bagi pengguna.
Fleksibilitas Sumber Daya
Migrasi dapat membantu perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan bisnis yang dinamis.
Penghematan Biaya Operasional
VM migration dapat membagikan workload infrastruktur secara signifikan, terutama infrastruktur berbasis cloud. Hal ini dapat mengurangi biaya operasional terkait pemeliharaan perangkat keras fisik.
Percayakan Migrasi Virtual Machine Anda kepada Solusi Virtualisasi Phintraco Technology!
Proses virtual machine migration memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang serta teknologi yang mumpuni untuk memastikan kelancaran prosesnya. Phintraco Technology, sebagai partner resmi dari KAYTUS, dapat membantu proses migrasi VM Anda dengan solusi KSphere Virtualization dan dukungan ahli profesional kami. Solusi KSphere Virtualization merupakan solusi virtualisasi yang dengan keandalan yang tinggi untuk bisnis Anda!
Hubungi marketing@phintraco.com untuk informasi selengkapnya mengenai solusi KSphere Virtualization!
Editor: Irnadia Fardila
Recent Posts


