
Keberhasilan bisnis saat ini dapat diukur dari digital experience yang diberikan kepada pelanggan. Dalam dunia bisnis modern, setiap interaksi antara pengguna dan aplikasi digital menjadi cerminan kualitas perusahaan. Baik melalui situs web, aplikasi mobile, atau sistem online lainnya, pengalaman digital menentukan bagaimana pelanggan memandang dan berinteraksi dengan brand.
Bisnis yang mampu menyediakan pengalaman digital yang cepat, aman, dan bebas gangguan akan memiliki peluang lebih besar dalam mempertahankan pelanggan serta meningkatkan efisiensi operasional. Oleh karena itu, memahami dan mengelola digital experience bukan lagi opsi, melainkan kebutuhan strategis di era transformasi digital saat ini. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang pengalaman digital!
Digital experience adalah keseluruhan interaksi pengguna dengan platform digital suatu perusahaan/organisasi. Ini meliputi tampilan interface, kecepatan respons, hingga kemudahan navigasi. Dalam konteks bisnis, pengalaman digital mencakup pengalaman pengguna ketika menjelajah situs, menggunakan aplikasi mobile, hingga berinteraksi melalui chatbot atau portal pelanggan.
Akan tetapi, pengalaman digital tidak hanya bergantung pada desain atau fitur antarmuka, tetapi juga mencakup performa backend seperti stabilitas sistem, kecepatan pemrosesan data, dan keamanan jaringan. Ketika salah satu komponen ini bermasalah, pengalaman pengguna pun terganggu, bahkan jika user interface terlihat menarik sekalipun.
Untuk memantau semua aspek tersebut, banyak perusahaan kini mengandalkan digital experience monitoring (DEM). Teknologi ini membantu organisasi memantau perilaku pengguna secara real time, mendeteksi gangguan performa aplikasi, serta memahami bagaimana interaksi digital berdampak terhadap kepuasan pelanggan.
Pengalaman digital yang baik merupakan fondasi utama keberhasilan bisnis berbasis teknologi. Terdapat beberapa alasan utama mengapa pengalaman digital sangat penting, yaitu:
Pelanggan modern kini berekspektasi tinggi terhadap kecepatan dan konsistensi layanan digital. Satu halaman yang lambat atau aplikasi yang sering crash dapat membuat pengguna meninggalkan platform.
Persepsi pelanggan terhadap brand dibentuk melalui interaksi online. Perusahaan dengan experience digital yang konsisten, cepat, dan mudah digunakan akan dianggap lebih profesional dan terpercaya.
Dengan bantuan monitoring, perusahaan dapat mendeteksi masalah performa aplikasi sebelum pengguna terganggu. Pendekatan ini dapat mengurangi beban kerja tim teknis melalui deteksi otomatis dan analisis akar penyebab masalah (root cause analysis).
Pengalaman digital yang kuat merupakan titik tengah antara tim IT dan bisnis. Ketika kedua tim memahami pola dan kebutuhan pengguna, mereka dapat merancang inovasi yang lebih relevan dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Pengalaman digital hadir di berbagai bentuk dan sektor industri, mulai dari e-commerce hingga layanan publik. Beberapa contohnya antara lain:
Pengalaman digital di bidang e-commerce meliputi setiap momen mulai dari ketika pengguna menggunakan situs belanja online, menambahkan produk ke keranjang, dan menyelesaikan transaksi.
Dalam mobile banking, kecepatan autentikasi, keamanan transaksi, dan keandalan sistem adalah faktor utama pengalaman digital. Nasabah menilai kepercayaan terhadap bank berdasarkan kemudahan dan kecepatan akses aplikasi mereka.
Banyak perusahaan kini menggunakan AI chatbot untuk memberikan layanan pelanggan 24 jam. Chatbot yang mampu memberikan respons cepat dan akurat dapat meningkatkan kepuasan pelanggan serta mengurangi beban tim dukungan manusia.
Dalam sistem pembelajaran online atau layanan publik digital, aksesibilitas dan stabilitas sistem menjadi kunci. Semakin mudah platform digunakan oleh masyarakat, semakin tinggi tingkat adopsinya.
Untuk mencapai pengalaman digital yang optimal, bisnis perlu mengadopsi strategi dan teknologi yang tepat. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Teknologi DEM memantau user journey secara menyeluruh mulai dari sisi front-end hingga back-end. Platform monitoring memungkinkan tim IT mendeteksi penurunan performa aplikasi secara real time, memahami penyebab masalah, dan memperbaikinya sebelum berdampak pada pengguna akhir.
Desain interface haruslah sederhana, intuitif, dan mudah diakses dari berbagai perangkat. Pengujian pengalaman pengguna (UX testing) perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan desain tetap relevan dengan perilaku pengguna yang terus berkembang.
Waktu muat halaman (page load time) adalah salah satu faktor paling penting dalam pengalaman digital. Gunakan content delivery network (CDN), caching, dan pengujian otomatis untuk menjaga stabilitas dan kecepatan aplikasi.
Dengan menganalisis data perilaku pengguna, bisnis dapat menampilkan konten dan penawaran yang relevan. Personalisasi berbasis AI tidak hanya meningkatkan keterlibatan pengguna, tetapi juga membangun hubungan emosional dengan brand.
Pengalaman digital merupakan bagian dari strategi bisnis keseluruhan perusahaan. Dengan kolaborasi lintas departemen, perusahaan dapat memastikan inovasi yang dihasilkan benar-benar menjawab kebutuhan pelanggan.
Dalam dunia digital yang serba cepat, performa aplikasi menjadi tulang punggung pengalaman pelanggan. Oleh karena itu, Anda perlu platform monitoring yang dapat menggabungkan performa teknis dengan insight yang berharga. Phintraco Technology menghadirkan solusi Application Performance Monitoring (APM).
Solusi APM kami dapat memberikan visibilitas menyeluruh terhadap perjalanan pengguna, kinerja aplikasi, hingga analisis penyebab masalah secara otomatis. Solusi ini memastikan aplikasi bisnis Anda selalu dalam performa terbaik.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Dalam era transformasi digital, bisnis modern kini banyak mengandalkan layanan berbasis cloud untuk menjaga skalabilitas, efisiensi, dan kinerja yang konsisten. Akan tetapi, di balik fleksibilitas yang ditawarkan, lingkungan cloud juga menghadirkan tantangan baru dalam hal visibilitas dan kontrol terhadap performa sistem. Di sinilah konsep cloud monitoring memiliki peran penting sebagai solusi strategis untuk memastikan seluruh komponen aplikasi berjalan optimal.
Banyak perusahaan kini mulai memahami bahwa monitoring cloud dapat memantau server dan memeriksa integritas sistem secara menyeluruh, mulai dari infrastruktur, jaringan, hingga pengalaman pengguna akhir. Melalui pendekatan cloud native monitoring, bisnis dapat mendeteksi potensi masalah lebih cepat, mempercepat respon terhadap gangguan, dan menjaga efisiensi biaya operasional. Oleh karena itu, memahami cara monitor cloud bekerja serta penerapan strategi yang tepat menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan performa aplikasi bisnis modern. Artikel ini akan membahas secara detail tentang monitoring cloud mulai dari definisinya, cara kerjanya, fungsi, jenis, serta cara menerapkan strateginya. Simak artikel berikut untuk mengetahui informasi selengkapnya!
Cloud monitoring adalah proses pengawasan, pengumpulan, dan analisis data dari infrastruktur serta layanan yang berjalan di lingkungan cloud. Sistem ini diterapkan untuk membantu organisasi memahami kinerja dan ketersediaan aplikasi berbasis cloud melalui pemantauan metrik seperti latensi, uptime, penggunaan sumber daya, serta error rate.
Dalam konteks bisnis, cloud monitoring berguna untuk menjaga agar seluruh layanan digital tetap stabil dan andal, bahkan saat beban kerja sistem meningkat. Konsep ini berperan sebagai alat pemantau sekaligus komponen inti dalam sistem observability modern yang memungkinkan analisis mendalam terhadap perilaku aplikasi.
Salah satu aspek penting dari sistem ini adalah cloud native monitoring, yakni pendekatan pemantauan yang dirancang khusus untuk lingkungan microservices dan containerized applications seperti Kubernetes. Dengan model ini, perusahaan dapat memahami hubungan antar layanan, mendeteksi anomali lintas lapisan, dan mengoptimalkan performa aplikasi cloud-native secara otomatis.
Cara monitor cloud bekerja terdiri dari beberapa proses yang saling berkaitan. Berikut ini adalah tahap-tahap intinya:
Pada langkah pertama, sistem akan mengumpulkan metrik penting terkait performa dari berbagai sumber, seperti server, container, API, dan aplikasi melalui agen (agent-based) atau melalui integrasi langsung (agentless).
Setelah itu, semua data yang berhasil dikumpulkan akan dikonsolidasikan ke dalam satu platform monitoring terpusat untuk dianalisis lebih lanjut.
Platform monitoring modern umumnya menggunakan dashboard interaktif dan AI-driven analytics yang kemudian akan digunakan untuk menampilkan kondisi sistem secara real time.
Ketika ada anomali yang terdeteksi, misalnya lonjakan penggunaan CPU atau penurunan respons aplikasi, maka sistem secara otomatis mengirim peringatan dan bahkan dapat memicu tindakan otomatis. Tindakan ini dapat berupa auto-scaling atau restart service.
Fungsi utama dari cloud monitoring adalah memberikan visibilitas utuh terhadap operasi cloud perusahaan. Selain itu, terdapat juga fungsi-fungsi krusial lainnya, yaitu:
Sistem ini berfungsi untuk memantau beberapa metrik utama seperti waktu respons, throughput, dan ketersediaan aplikasi. Hal ini penting untuk memastikan pengalaman pengguna tetap lancar.
Selain itu, sistem ini juga berfungsi untuk mengukur penggunaan CPU, memori, dan storage untuk mencegah pemborosan sumber daya sekaligus menjaga efisiensi biaya.
Monitoring juga penting untuk bisa melacak aktivitas mencurigakan, mendeteksi ancaman siber, serta memastikan sistem cloud mematuhi regulasi seperti ISO 27001 atau UU PDP.
Dengan AI-powered analytics, tim DevOps dapat menemukan akar penyebab masalah performa dalam hitungan detik, bukan jam. Hal ini penting untuk mempersingkat waktu.
Terakhir, monitoring pada intinya berfungsi untuk memastikan pengalaman pengguna akhir (end user) tetap konsisten di berbagai perangkat dan wilayah.
Berikut adalah beberapa jenis solusi monitoring cloud yang umum digunakan saat ini:
Monitor infrastructure digunakan untuk memantau performa perangkat seperti server virtual, container, microservices serta komponen jaringan lainnya untuk menjaga stabilitas infrastruktur.
APM berfokus pada pemantauan kinerja aplikasi dan transaksi pengguna. Solusi APM modern dapat memberikan end-to-end visibility dari kode hingga pengalaman pengguna.
Sesuai dengan namanya, network monitoring berguna untuk melacak konektivitas antar node dan bandwidth. Tujuannya adalah untuk mencegah bottleneck pada sistem cloud.
Jenis pengawasan ini berfungsi untuk menjaga kinerja database agar tetap responsif dan stabil di bawah beban kerja yang tinggi.
Security monitoring untuk cloud digunakan untuk memantau ancaman dan aktivitas mencurigakan yang dapat mengganggu keamanan sistem cloud.
Monitoring jenis ini dirancang untuk arsitektur berbasis microservices dan container dengan kemampuan observasi dinamis terhadap setiap komponen yang saling bergantung.
Penerapan strategi pemantauan cloud memerlukan pendekatan yang sejalan dengan tujuan bisnis dan infrastruktur IT. Berikut adalah beberapa langkah kunci yang perlu diperhatikan:
Pertama-tama, lakukan identifikasi metrik utama apa saja yang perlu diperhatikan, misalnya uptime, latency, error rate, atau throughput sebagai tolok ukur performa.
Pilihlah platform atau solusi monitoring yang dapat menawarkan integrasi lintas cloud (AWS, Azure, GCP) serta analisis berbasis AI.
Pastikan platform monitoring dapat dihubungkan ke pipeline CI/CD. Tujuannya adalah agar deteksi masalah dapat dilakukan sejak tahap pengembangan.
Terapkan teknologi Artificial Intelligence for IT Operations (AIOps) untuk mengurangi false alert dan mempercepat incident response.
Lakukan analisis tren performa untuk menemukan area yang dapat dioptimalkan, baik dari sisi aplikasi maupun infrastruktur yang ada.
Untuk memastikan aplikasi bisnis berbasis cloud Anda berjalan secara maksimal, gunakan solusi Application Performance Monitoring dari Phintraco Technology!
Dengan teknologi AI-driven observability, automatic root cause detection, dan fullstack visibility, solusi dari kami dapat membantu Anda memantau seluruh ekosistem cloud secara real time.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Dalam era digital, arsitektur microservices telah menjadi fondasi utama bagi banyak aplikasi modern, khususnya yang membutuhkan skalabilitas tinggi dan waktu rilis cepat. Dengan memecah sistem besar menjadi beberapa layanan kecil yang independen, perusahaan bisa berinovasi lebih cepat dan menjaga stabilitas aplikasi walau beban kerja meningkat. Namun, di balik fleksibilitas tersebut, muncul tantangan baru, yaitu bagaimana memantau, memahami, dan menjaga performa ratusan bahkan ribuan service yang berjalan secara terdistribusi. Inilah pentingnya konsep microservices monitoring.
Sistem pemantauan menyeluruh ini dapat mencatat performa dan memastikan setiap layanan berjalan secara harmonis. Tanpa pendekatan monitoring yang baik, tim DevOps bisa kehilangan visibilitas terhadap masalah yang muncul di antara dependensi layanan. Oleh karena itu, banyak organisasi kini menerapkan monitoring dan observability microservices secara terpadu. Melalui strategi ini, mereka mampu memahami apa yang terjadi di setiap lapisan sistem (observability dalam microservices) sekaligus menerapkan microservices monitoring best practices agar performa aplikasi bisnis tetap optimal.
Microservices adalah kumpulan layanan kecil yang berjalan secara independen, tetapi tetap saling berkomunikasi melalui API atau pesan. Misalnya, pada aplikasi e-commerce, ada microservice khusus untuk pembayaran, untuk pencarian produk, dan untuk pengelolaan pengguna. Masing-masing dapat dikembangkan dan dikelola oleh tim yang berbeda.
Di sinilah monitoring berperan penting. Microservices monitoring sendiri adalah proses pengumpulan, analisis, dan visualisasi data performa dari setiap microservice dalam sistem. Tujuan utamanya adalah untuk melacak performa dan latency, memantau komunikasi antar-layanan, mendeteksi anomali atau kegagalan, serta menjamin integrasi antar microservices tetap stabil. Sederhananya, monitoring ini berguna untuk memahami bagaimana tiap microservices berinteraksi dan mempengaruhi keseluruhan sistem aplikasi.
Metriks yang dipantau untuk microservices bergantung pada aspek apa yang dipantau. Berikut ini adalah beberapa kategori beserta metriks yang digunakan:
Infrastruktur mencakup penggunaan CPU, memori, network throughput, dan disk I/O pada tiap node atau container. Metrik ini membantu mengidentifikasi apakah sumber daya digunakan secara efisien atau terjadi kelebihan beban (resource contention).
Terkait dengan aplikasi, beberapa metriks yang digunakan antara lain adalah latency (response time), error rate atau persentase permintaan gagal, throughput (requests per second), serta availability atau tingkat keandalan dan uptime layanan.
Untuk memahami alur permintaan yang kompleks, distributed tracing digunakan guna melacak perjalanan request dan komunikasi dari satu layanan ke layanan lain. Hal ini membantu menemukan sumber masalah saat terjadi peningkatan latensi.
Dalam aspek ini, pemantauan mencakup status pod dan node, jumlah restart container, autoscaling activity dan resource utilization. Pemantauan ini memastikan sistem cloud-native tetap berjalan efisien.
Selain metrik teknis, log aplikasi dan metrik bisnis spesifik (seperti jumlah transaksi sukses) juga perlu dianalisis untuk mengukur performa dari sisi operasional maupun strategis.
Kedua istilah ini sering muncul bersamaan dalam konteks microservices, namun memiliki fokus yang berbeda dan saling melengkapi. Monitoring adalah proses mengumpulkan data untuk mengetahui kapan sistem bermasalah. Ia mengandalkan metrik, log, dan alert berbasis ambang batas tertentu (misalnya CPU usage > 80%).
Sementara observability adalah kemampuan sistem untuk menjelaskan mengapa masalah terjadi. Observability menggunakan korelasi antara tiga pilar utama: metrics, logs, dan traces untuk memahami akar penyebab gangguan. Oleh karena itu, monitoring dan observability dalam microservices harus diterapkan bersamaan. Monitoring berfungsi memberikan data, sementara observability memberikan wawasan mendalam dari data tersebut.
Pemantauan terhadap microservices tentu memiliki banyak manfaat bagi bisnis yang memiliki aplikasi dalam proses bisnisnya. Berikut ini adalah beberapa manfaat utama yang bisa diperoleh untuk aplikasi bisnis:
Monitoring real-time terhadap microservice yang ada bisa membantu mendeteksi anomali sebelum berdampak besar. Hasilnya adalah berkurangnya downtime dan performa sistem tetap terjaga dan optimal.
Pengawasan yang ketat dapat memastikan aplikasi tetap responsif meski menghadapi lonjakan trafik. Latensi yang rendah juga berdampak untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Beberapa platform monitoring memiliki dashboard terintegrasi yang dapat mempercepat proses identifikasi masalah. Hal ini dapat mengurangi waktu troubleshooting dan biaya perbaikan darurat.
Data historis dari hasil monitoring dapat membantu perusahaan menentukan strategi auto-scaling yang efisien. Dengan begitu, bisnis dapat beradaptasi dengan perubahan permintaan tanpa kehilangan performa.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, monitoring dapat mendeteksi pola anomali yang dapat menunjukkan potensi ancaman keamanan. Ini dapat membantu mempermudah audit dan pelaporan untuk keperluan kepatuhan atau compliance.
Metrik performa yang didata dapat kemudian dikaitkan dengan metrik bisnis (seperti transaksi per menit). Manajemen kemudian dapat menggunakan hal tersebut untuk membuat keputusan strategis berdasarkan data aktual, bukan asumsi.
Berikut ini adalah beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam memilih alat monitoring microservice yang tepat:
Pastikan monitoring tools dapat terintegrasi dengan ekosistem yang ada, misalnya Kubernetes, Docker, AWS, Azure, atau Google Cloud. Kompatibilitas terhadap ekosistem tersebut memastikan bahwa monitoring dapat mencakup seluruh lapisan, mulai dari container hingga aplikasi. Tools yang tidak mendukung sistem infrastruktur perusahaan bisa menyebabkan data terfragmentasi dan insight yang tidak akurat.
Sebuah tools modern harus menawarkan end-to-end observability, bukan hanya sekadar memantau performa. Pastikan tools bisa melakukan distributed tracing untuk melacak permintaan antar microservice, menggabungkan metrics, logs, dan traces dalam satu tampilan, serta menyediakan visualisasi dependensi layanan (service flow map). Kemampuan ini penting agar tim DevOps bisa memahami hubungan antar komponen secara menyeluruh dan menemukan akar masalah lebih cepat.
Lingkungan microservices bersifat dinamis, layanan bisa bertambah, berpindah, atau dihapus kapan saja. Oleh karena itu, pilihlah tools yang dapat melakukan auto-discovery terhadap layanan baru tanpa konfigurasi manual, serta memiliki AI-based anomaly detection untuk menganalisis anomali performa secara otomatis.
Efektivitas monitoring dapat meningkat jika tools yang digunakan diintegrasikan dengan pipeline DevOps dan komunikasi tim. Pastikan tools dapat terhubung dengan CI/CD pipeline (seperti Jenkins, GitLab CI, atau Azure DevOps), sistem notifikasi, serta alat observability atau analitik lain. Integrasi yang baik dapat mempercepat alur kerja dan memperkuat kolaborasi lintas tim.
Tools monitoring harus memiliki dashboard yang intuitif dan interaktif, sehingga mudah dipahami tidak hanya oleh engineer, tetapi juga manajemen non-teknis. Visualisasi yang jelas memungkinkan pengguna melakukan drill-down dari tampilan global sistem ke layanan spesifik untuk analisis akar masalah yang cepat.
Untuk bisa menjaga performa sistem dan aplikasi bisnis yang kompleks, perusahaan perlu monitoring berbasis AI dan observability menyeluruh. Oleh karena itu, Phintraco Technology menawarkan solusi Application Performance Monitoring (APM) yang mampu menganalisis performa aplikasi Anda secara otomatis, menelusuri akar penyebab masalah, serta memberikan insight mendalam untuk peningkatan kinerja bisnis Anda.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Dunia bisnis digital kini bergerak semakin cepat, sehingga performa aplikasi menjadi salah satu faktor paling menentukan keberhasilan. Aplikasi yang lambat, sering error, atau mengalami downtime dapat langsung menurunkan tingkat kepuasan pelanggan dan menimbulkan kerugian finansial yang signifikan. Karena itu, perusahaan modern kini tidak lagi cukup hanya melakukan pemantauan berkala terhadap sistem dan aplikasi mereka. Diperlukan pendekatan yang lebih responsif dan presisi, yaitu real time monitoring.
Dengan metode pengawasan real time, tim IT dapat memantau kondisi aplikasi dan infrastruktur bisnis secara langsung, menganalisis performa sistem, dan segera mendeteksi masalah sebelum berdampak besar pada pengguna. Inilah fondasi penting dalam menjaga stabilitas dan keandalan layanan digital di era kompetisi tinggi, di mana setiap detik downtime dapat berarti hilangnya peluang bisnis. Artikel ini akan membahas aspek-aspek dalam pengawasan real time mulai dari definisinya, cara kerjanya, kenapa metode ini penting, serta cara menerapkannya. Simak artikel berikut ini untuk informasi selengkapnya!
Real time monitoring adalah sistem yang memungkinkan pemantauan performa aplikasi, jaringan, dan infrastruktur IT secara terus-menerus dalam waktu nyata. Sistem ini bekerja dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, mulai dari log server, API, database, hingga aktivitas pengguna lalu menampilkan informasi tersebut dalam dashboard yang selalu diperbarui setiap detik.
Berbeda dengan pemantauan tradisional yang cenderung reaktif dan bergantung pada laporan setelah kejadian, pemantauan real time bersifat proaktif. Sistem ini memberikan visibilitas menyeluruh terhadap kesehatan aplikasi, mendeteksi anomali secara otomatis, dan bahkan bisa memberikan peringatan jika terdeteksi potensi gangguan. Dengan begitu, tim IT dapat segera mengambil tindakan korektif sebelum masalah menjadi krisis yang lebih besar.
Dalam system observability, pengawasan real time juga menjadi komponen penting yang membantu perusahaan memahami perilaku sistem secara mendalam.
Sistem pengawasan real time biasanya terdiri dari beberapa lapisan utama. Pertama adalah data collection layer, di mana data performa dikumpulkan dari berbagai sumber seperti server, container, dan endpoint aplikasi. Data ini mencakup metrik penting seperti latency, response time, error rate, hingga tingkat penggunaan sumber daya (CPU, memori, dan bandwidth).
Lapisan berikutnya adalah processing layer. Di lapisan ini, sistem akan melakukan analisis data secara langsung menggunakan streaming analytics dan algoritma deteksi anomali. Jika ditemukan pola yang tidak normal, misalnya lonjakan waktu respon atau peningkatan error, maka aplikasi akan memproses informasi tersebut dan mengirim peringatan ke tim DevOps.
Selanjutnya, visualization layer akan menampilkan data dalam bentuk dashboard interaktif. Tim IT dapat melihat performa aplikasi secara menyeluruh dalam satu tampilan terpadu, termasuk grafik real-time dan tren historis. Beberapa sistem terbaru yang canggih juga dilengkapi alerting & automation layer yang mampu mengeksekusi tindakan otomatis, seperti auto-scaling atau restarting service, untuk mencegah downtime.
Pemilihan metrik pemantauan yang tepat sangat krusial dalam real time monitoring. Metrik seperti APDEX score, request rate, dan response time dapat membantu tim menentukan apakah pengalaman pengguna masih berada dalam ambang optimal.
Penerapan pemantauan secara real time merupakan strategi bisnis yang sangat penting di era digital. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa sistem ini menjadi sangat krusial bagi perusahaan modern:
Dengan pemantauan secara langsung, tim IT bisa mendeteksi potensi gangguan lebih awal, sebelum berdampak lebih jauh pada pelanggan atau pendapatan perusahaan.
Aplikasi yang lambat atau sering error dapat menurunkan tingkat kepuasan pengguna. Real time monitoring membantu memastikan setiap interaksi tetap lancar.
Dengan sistem otomatisasi alert dan deteksi anomali, tim IT tidak perlu menunggu laporan manual untuk segera bertindak.
Data yang diperoleh secara real-time memungkinkan pihak manajemen untuk melakukan analisis performa secara presisi dan membuat keputusan yang cepat dan akurat berdasarkan data.
Aktivitas mencurigakan atau lonjakan trafik abnormal dapat terdeteksi lebih awal melalui pemantauan real time.
Implementasi real time monitoring memerlukan strategi yang terstruktur dan alat yang tepat agar bisa efektif. Berikut adalah langkah-langkah utamanya:
Pertama-tama, identifikasi area yang paling kritis terlebih dulu bagi performa bisnis, misalnya waktu respon aplikasi, uptime, atau tingkat error.
Pilih platform monitoring aplikasi yang mampu memberikan observabilitas menyeluruh yang memadukan metrics, logs, dan traces dalam satu sistem terpadu.
Pastikan monitoring mencakup aspek backend, frontend, API, dan cloud environment agar visibilitas sistem benar-benar utuh.
Konfigurasikan threshold dan sistem notifikasi agar tim segera mendapat peringatan ketika anomali terjadi.
Gunakan insight dari dashboard real-time untuk melakukan tuning performa dan perbaikan sistem secara terus-menerus.
Sistem real time monitoring merupakan langkah awal untuk mengoptimalkan performa aplikasi. Untuk hasil yang maksimal, perusahaan perlu solusi komprehensif yang mampu mengintegrasikan observabilitas secara penuh.
Phintraco Technology dapat memberikan solusi Application Performance Monitoring (APM) yang komprehensif dan berbasis AI. Solusi dari kami dapat mengidentifikasi akar penyebab masalah secara otomatis dan memberikan insight real time tentang performa aplikasi, infrastruktur, dan pengalaman pengguna. Dengan full-stack observability, Anda dapat melihat seluruh ekosistem aplikasi dalam satu tampilan, mendeteksi anomali sebelum pelanggan merasakannya, dan memastikan layanan tetap optimal 24/7.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Di era digital yang semakin kompleks, sistem IT tidak berdiri sendiri secara tunggal. Aplikasi modern kini terdiri dari ribuan komponen kecil yang saling berinteraksi. Komponen-komponen seperti microservices, container, hingga layanan cloud lintas platform menjadikan proses pemantauan dan pengelolaan performa sistem jadi semakin kompleks dan menantang. Di sinilah konsep observability atau observabilitas menjadi sangat penting. Kemampuan untuk memahami bagaimana sistem internal bekerja hanya dengan melihat data yang dihasilkan dari luar.
Untuk perusahaan modern, observability infrastruktur IT merupakan kebutuhan utama. Tanpa observability tools yang baik, tim IT akan kesulitan dalam mengidentifikasi penyebab gangguan, memperbaiki masalah performa, atau mengantisipasi potensi kegagalan sebelum berdampak ke user. Oleh karena itu, IT system observability merupakan pondasi utama perusahaan yang ingin menjaga infrastruktur digital mereka. Artikel ini akan membahas berbagai aspek dari observability IT, mulai dari definisi, kenapa observability penting, bagaimana cara kerjanya, observability best practices dan bagaimana meningkatkan observability. Simak artikel berikut ini untuk informasi selengkapnya!
Observability adalah kemampuan untuk memahami kondisi internal suatu sistem melalui data yang dihasilkan, seperti logs, metrics, dan traces. Konsep ini berakar dari teori kontrol sistem di bidang engineering, di mana observabilitas menunjukkan sejauh mana keadaan internal sistem dapat disimpulkan dari output yang dapat diukur.
Dalam konteks IT, observabilitas memungkinkan tim DevOps, SRE, dan developer untuk menemukan alasan mengapa sesuatu terjadi, dibanding hanya mengetahui apa yang terjadi. Misalnya, saat pengguna mengalami penurunan performa pada aplikasi e-commerce, observabilitas membantu menemukan akar masalah di tingkat microservice atau database tanpa menelusuri kode satu per satu.
Berbeda dengan monitoring tradisional yang hanya memberi notifikasi ketika sesuatu salah, observabilitas memberikan kemampuan untuk mengeksplorasi penyebabnya, mengidentifikasi pola tersembunyi, dan mengambil keputusan yang lebih cepat serta berbasis data.
Alasan utama kenapa banyak perusahaan kini menyadari pentingnya observabilitas adalah karena dampak langsungnya terhadap reliability, efisiensi, dan pengalaman pengguna. Dari segi reliability, observabilitas memungkinkan tim IT untuk menemukan anomali lebih awal sebelum berdampak lebih parah, sehingga downtime dapat ditekan dan sistem lebih stabil.
Dengan wawasan real time terhadap performa aplikasi, perusahaan juga mampu memastikan pengguna mendapatkan respons yang cepat dan bebas gangguan. Hal ini dapat meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan. Selain itu, Tim DevOps dan SRE juga dapat memperpendek Mean Time to Resolve (MTTR) dari analisis akar masalah yang otomatis.
Observabilitas dibangun di atas tiga elemen atau pilar utama yang saling melengkapi, atau dikenal juga sebagai 3 Pillars of Observability yaitu Logs, Metrics, dan Traces. Berikut adalah masing-masing penjelasannya:
Logs adalah catatan kejadian sistem secara kronologis, misalnya error messages, activity records, atau output aplikasi. Fungsinya adalah memberi konteks detail saat terjadi insiden dan menjadi dasar investigasi masalah.
Metrics merupakan data kuantitatif seperti waktu respons, penggunaan CPU, memori, throughput, dan error rate. Dengan metrics, tim dapat memantau tren performa dari waktu ke waktu.
Traces merupakan jejak perjalanan dari suatu permintaan (request) antar layanan dalam sistem microservices. Dari trace, tim bisa tahu bagian mana yang menjadi bottleneck atau penyebab keterlambatan respon.
Secara teknis, cara kerja observabilitas adalah mengumpulkan data telemetry dari seluruh komponen sistem untuk diolah menjadi insight yang bermakna. Dalam proses ini, terdapat beberapa tahapan, yang pertama adalah data collection. Di tahap ini, langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan logs, metric, dan traces dari berbagai sumber seperti aplikasi, container, jaringan, dan cloud.
Setelah itu, semua data akan dikaitkan dari berbagai lapisan atau layer untuk memahami konteks dan hubungan antar peristiwa. Kemudian, hasil analisis akan disajikan datanya melalui bentuk dashboard interaktif untuk memantau performa sistem. Beberapa tools juga telah didukung oleh AI untuk bisa mendeteksi anomali, menemukan akar masalah, sekaligus memberikan rekomendasi tindakan secara otomatis.
Kedua istilah ini sering dianggap sebagai konsep yang sama. Akan tetapi, perbedaan utamanya terletak pada fokus dan tujuannya. Monitoring berfokus pada mengetahui dan mendeteksi apa yang salah, sementara observabilitas berfokus juga pada memahami penyebab kesalahan tersebut. Data yang digunakan keduanya bisa dibilang sama, tetapi observabilitas lebih terbuka untuk eksplorasi data kompleks untuk konteks tambahan. Sehingga secara umum, tujuan monitoring adalah deteksi masalah, sedangkan observabilitas adalah diagnosa dan pencegahan masalah.
Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan observabilitas sistem yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Di antaranya adalah:
Pilih platform yang mampu melakukan pemantauan menyeluruh dan analisis otomatis, seperti mengintegrasikan AI dan fitur auto-discovery.
Pastikan observabilitas mencakup semua komponen, yaitu aplikasi, database, jaringan, hingga cloud. Pendekatan parsial bisa membuat insight menjadi terbatas.
Implementasikan alert berbasis anomali dan machine learning agar sistem dapat bereaksi cepat terhadap potensi masalah.
Observabilitas bukan hanya alat teknis, tapi juga mindset yang mendorong kerja sama lintas tim.
Kebutuhan observabilitas akan berevolusi seiring pertumbuhan sistem. Oleh karena itu, lakukan peninjauan berkala terhadap data pipeline dan efektivitas dashboard.
Untuk bisa membangun observabilitas yang matang, perusahaan perlu menggunakan platform analisis cerdas dan visibilitas yang menyeluruh. Oleh karena itu, Phintraco Technology menawarkan solusi Application Performance Monitoring (APM) komprehensif. Solusi APM dari kami mencakup full-stack observability, AI-powered analytics, end-to-end tracing, serta otomatisasi identifikasi akar masalah.
Selain itu, teknologi AI dalam APM kami dapat mempercepat deteksi anomali secara real time, serta memperkirakan potensi masalah sebelum berdampak ke pengguna.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Di dalam dunia bisnis modern saat ini, digitalisasi dan performa aplikasi merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan perusahaan. Pengguna modern kini mengharapkan layanan yang serba cepat, responsif, dan selalu tersedia di berbagai perangkat, baik web maupun mobile. Segala kemudahan tersebut didukung oleh kompleksitas arsitektur modern, mulai dari microservices, container, hingga multi cloud environment yang membuat pemantauan performa aplikasi jadi lebih rumit. Di sinilah application performance monitoring atau APM berperan penting sebagai sistem monitoring yang memastikan setiap komponen bekerja sebagaimana mestinya
Dengan APM, perusahaan dapat mengidentifikasi gangguan performa aplikasi bisnis mereka dengan lebih cepat, menemukan akar masalah, serta mengoptimalkan pengalaman pengguna secara menyeluruh. Artikel ini akan membahas seluk-beluk APM mulai dari definisinya, mengapa teknologi ini penting, bagaimana cara kerjanya, perbedaannya dengan observability, serta manfaatnya untuk perusahaan. Simak artikel berikut ini untuk informasi selengkapnya!
Application performance monitoring atau APM adalah serangkaian proses, alat, dan praktik yang digunakan untuk memantau, mengelola, serta mengoptimalkan performa aplikasi. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa aplikasi berjalan sesuai dengan standar performa yang diharapkan, baik dari sisi teknis maupun pengalaman pengguna. Teknologi ini mencakup beberapa komponen penting seperti monitoring waktu respons, analisis transaksi end-to-end, deteksi anomali performa, serta monitoring dependensi antar layanan. Dengan teknologi ini, perusahaan dapat menjaga Service Level Objectives (SLO) dan meningkatkan kepuasan pengguna akhir. APM dapat menjadi sistem cerdas yang menjadi bagian dari digital experience management modern.
Performa aplikasi yang buruk dapat berakibat fatal di dalam lingkungan digital yang semakin kompetitif. Penundaan satu detik saja dalam loading time dapat menurunkan tingkat konversi pelanggan secara signifikan. Selain itu, gangguan atau downtime dapat merusak reputasi merek dan menyebabkan kerugian finansial yang besar.
Perusahaan perlu mengidentifikasi masalah dengan cepat. Oleh karena itu, APM dapat menjadi solusi pendeteksi anomali dan memberikan peringatan otomatis. Selain itu, perusahaan juga dapat menurunkan waktu pemulihan insiden dengan analitik akar penyebab masalah yang otomatis. Tim DevOps dapat segera memperbaiki masalah tanpa menelusuri log secara manual.
Secara keseluruhan, APM sangat penting agar perusahaan dapat mengotomatiskan proses pemantauan sehingga tim dapat fokus pada pengembangan atau inovasi baru untuk aplikasi tersebut.
Secara umum, APM dapat mengumpulkan dan menganalisis data dari seluruh lapisan sistem aplikasi. Jika dibedah lebih dalam, proses ini mencakup tiga lapis pemantauan utama, yaitu:
Pada lapisan ini, APM memantau sumber daya infrastruktur IT seperti CPU, memori, jaringan, cloud, serta performa container dan VM untuk memastikan lingkungan aplikasi berfungsi optimal.
Di tingkat ini, APM melacak metrik seperti response time, error rate, dan throughput. Teknologi ini akan secara otomatis menelusuri setiap transaksi pengguna dan menunjukkan titik-titik bottleneck di dalam sistem.
Beberapa APM modern juga memantau bagaimana pengguna berinteraksi dengan aplikasi, mulai dari klik, waktu loading halaman, hingga lokasi dan perangkat yang digunakan.
Ketiga lapisan ini kemudian dikumpulkan melalui integrasi API atau agent-based monitoring, lalu dianalisis menggunakan AI-driven analytics untuk menemukan anomali. Dengan cara kerja ini, APM dapat memberikan wawasan full-stack monitoring sehingga tim developer dan IT dapat memahami performa sistem secara utuh, mulai dari kode hingga customer experience.
Meski sekilas terlihat sama, APM dan observability memiliki perbedaan pada segi fokusnya. Secara umum, APM berfungsi untuk mendeteksi dan memantau performa aplikasi dan menemukan apa yang salah. Sementara itu, observability lebih fokus pada pemahaman mendalam terhadap sistem yang kompleks untuk menemukan penyebab sesuatu terjadi.
Meski begitu, data yang diambil umumnya sama, yaitu metriks, traces, dan logs, meskipun observability umumnya mengambil konteks tambahan lagi.
Aplikasi mobile kini menjadi salah satu platform pilihan utama untuk interaksi pelanggan dengan brand. Oleh karena itu, APM untuk aplikasi mobile menjadi sangat penting dalam strategi digital perusahaan modern saat ini. Beberapa manfaat utamanya antara lain adalah:
APM dapat membantu mencegah aplikasi mengalami lag, crash atau bahkan waktu loading yang lama. Performa aplikasi yang lancar dan responsif dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan memberikan pengalaman yang konsisten.
Aplikasi yang berjalan dengan cepat dan stabil dapat membantu meningkatkan retensi pengguna. Retensi pengguna yang tinggi secara tidak langsung akan mendorong engagement, dan juga konversi.
Tim developer dapat melakukan pengembangan aplikasi dengan lebih cepat karena APM memberikan data performa real time. Developer juga dapat memperbaiki bug dan merilis update lebih cepat.
Insight dan data dari APM dapat membantu manajemen perusahaan untuk memahami perilaku pengguna dan performa aplikasi. Hal ini mendorong pengambilan keputusan dan penentuan prioritas yang berbasis data.
Untuk bisa menjaga keunggulan kompetitif di era digital, perusahaan perlu memastikan bahwa aplikasi mereka berjalan dengan cepat, efisien, dan bebas gangguan. Oleh karena itu, Phintraco Technology menghadirkan solusi Application Performance Monitoring (APM) yang didukung teknologi AI.
Solusi APM dari kami dapat memberikan analitik akar penyebab secara otomatis, full-stack observability dari infrastruktur hingga customer experience, serta integrasi yang mulus dengan berbagai platform.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Serangan siber terhadap aplikasi mobile kini terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Peningkatan signifikan ini berjalan seiring dengan semakin pesatnya transformasi digital di berbagai sektor, mulai dari perbankan, e-commerce, dan layanan bisnis lainnya. Pelanggan kini dapat melakukan transaksi, pembelian, hingga otentikasi identitas melalui smartphone mereka. Kondisi ini membuat mobile app jadi target utama pelaku kejahatan siber yang mengincar data sensitif. Salah satu metode serangan yang sulit dideteksi adalah serangan overlay atau overlay attack.
Overlay attack memanfaatkan manipulasi visual untuk menipu pengguna agar memberikan informasi rahasia seperti kredensial login, nomor kartu kredit, atau kode OTP. Penjahat siber meniru tampilan aplikasi asli dan menempatkan lapisan interface palsu di atasnya. Karena terlihat identik, pengguna tanpa sadar memasukkan data pribadi ke dalam layar palsu. Overlay attack Android dan overlay attack iPhone kini mulai berkembang dengan teknik berbasis web dan bug UI. Artikel ini akan membahas serangan overlay secara mendalam mulai dari definisi, cara kerja, dampak, dan cara mencegahnya.
Serangan overlay adalah teknik yang digunakan oleh penyerang untuk membuat lapisan tampilan palsu di atas interface aplikasi sah. Tujuannya adalah untuk meniru tampilan asli aplikasi dan menipu pengguna agar memasukkan data sensitif ke dalam interface palsu tersebut. Teknik ini merupakan bentuk serangan phishing berbasis aplikasi, di mana interface yang tampak asli ini sebenarnya dikontrol oleh malware di latar belakangnya.
Overlay attacks sering digunakan oleh malware perbankan mobile, seperti Anubis, Cerberus, atau EventBot, yang secara khusus menargetkan aplikasi finansial. Begitu pengguna mengetikkan data login atau nomor kartu, informasi tersebut langsung dikirim ke server penyerang.
Jenis serangan ini lebih sering terkena di sistem Android, karena sistem Android mengizinkan aplikasi untuk menampilkan elemen grafis di atas aplikasi lain. Sebaliknya, di sistem iOS yang lebih ketat dalam izin sistem, overlay tetap bisa terjadi melalui web overlay phishing atau eksploitasi bug UI.
Serangan overlay dapat dilancarkan melalui beberapa cara, teknik, dan langkah. Secara umum, prosesnya dimulai ketika pengguna tanpa sadar mengunduh aplikasi jahat dari toko tidak resmi atau melalui tautan palsu. Aplikasi ini kemudian meminta izin untuk menampilkan konten di atas aplikasi lain, yang memungkinkan malware beroperasi tanpa sepengetahuan pengguna. Izin ini menjadi pintu masuk bagi malware untuk memantau aktivitas pengguna, seperti saat mereka membuka aplikasi mobile banking atau e-wallet.
Setelah mendeteksi aplikasi target, malware akan menampilkan layar login palsu yang menyerupai interface asli aplikasi tersebut. Pengguna yang terkecoh memasukkan informasi sensitif, seperti data login atau detail kartu kredit, yang langsung dikirim ke server penyerang. Data curian ini kemudian digunakan untuk transaksi ilegal, pencurian identitas, atau penipuan finansial, sehingga menyebabkan kerugian signifikan bagi korban.
Overlay attack adalah jenis serangan siber dan penipuan yang tentu sangat berdampak buruk bagi pengguna, pemilik aplikasi dan ekosistem digital. Berikut adalah beberapa dampak utamanya:
Informasi login, PIN, OTP, dan detail kartu kredit dapat dicuri oleh penyerang melalui layar palsu untuk disalahgunakan dalam transaksi ilegal atau pencurian identitas.
Penyerang juga dapat mengambil alih akun perbankan, e-wallet, atau marketplace korban, menyebabkan kerugian finansial langsung dan potensi penyalahgunaan lebih lanjut.
Korban overlay attack sering kehilangan kepercayaan terhadap aplikasi digital, termasuk yang resmi, sehingga enggan menggunakan layanan serupa di masa depan.
Pengguna cenderung akan menyalahkan aplikasi resmi atas kebocoran data, sehingga merusak reputasi developer aplikasi atau perusahaan di mata publik dan pelanggan.
Overlay attack meningkatkan tantangan keamanan di ekosistem mobile, sehingga menyulitkan deteksi manual dan mendorong kebutuhan solusi keamanan canggih untuk membedakan aktivitas sah dan jahat.
Terdapat beberapa jenis overlay attack yang paling umum dijumpai, yaitu:
Untuk bisa mencegah overlay attacks pemilik dan pengembang aplikasi perlu melakukan langkah-langkah berikut:
RASP dapat mendeteksi dan memblokir aktivitas overlay berbahaya secara real-time. Teknologi ini juga melaporkan ancaman langsung ke tim keamanan untuk respons cepat.
Pustaka keamanan interface mencegah aplikasi pihak ketiga menampilkan konten di atas aplikasi utama. Framework modern mendeteksi dan memutus interaksi overlay secara otomatis.
App shielding dapat melindungi aplikasi dari reverse engineering dan modifikasi kode untuk mencegah pembuatan overlay palsu. Teknik ini memastikan integritas UI aplikasi tidak dapat ditiru secara ilegal.
SDK (Software Development Kit) keamanan mobile dapat mendeteksi overlay jahat, melindungi dari emulator, dan memperingatkan saat aplikasi berjalan di lingkungan tidak aman.
Lakukan pemantauan perilaku aplikasi secara berkelanjutan mengidentifikasi pola serangan overlay baru. Analitik ancaman memberikan wawasan untuk pembaruan keamanan proaktif.
Overlay attack dan serangan siber lainnya kini menargetkan pengguna dan bisnis di seluruh dunia. Perusahaan yang mengandalkan aplikasi mobile untuk operasional bisnis wajib meningkatkan keamanannya. Oleh karena itu, Phintraco Technology menyediakan solusi mobile app security yang adaptif terhadap serangan overlay.
Solusi keamanan dari kami dapat memberikan fitur deteksi otomatis, proteksi runtime, serta integrasi SDK yang mudah. Sehingga memastikan aplikasi bisnis Anda tetap aman bahkan ketika dijalankan di perangkat pengguna yang terinfeksi malware.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Seiring dengan meningkatnya konektivitas antar manusia di era digital, aplikasi mobile kini telah menjadi pilihan utama bagi pengguna untuk berinteraksi dengan berbagai layanan digital. Layanan digital kini meliputi transaksi keuangan hingga komunikasi pribadi. Akan tetapi, di balik kepraktisan tersebut, terdapat ancaman siber yang semakin kompleks dan canggih. Salah satu ancaman yang berbahaya jika diabaikan adalah code injection, serangan yang menyusupkan kode berbahaya ke aplikasi mobile untuk mengambil kendali dan mencuri data penting.
Memahami cara kerja code injection merupakan langkah penting bagi developer dan pemilik aplikasi mobile. Karena serangan ini memiliki dampak yang cukup fatal, khususnya dalam hal kepercayaan pengguna, reputasi bisnis, dan kerugian hukum. Oleh karena itu, memahami bagaimana cara serangan ini bekerja dan cara mencegahnya merupakan langkah penting dalam upaya menjaga integritas dan keamanan aplikasi mobile. Artikel ini akan membahas serangan code injection, mulai dari definisinya, cara kerja, dampak, jenis, serta cara mencegahnya. Simak artikel ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!
Code injection adalah jenis serangan siber di mana penyerang menyisipkan atau 'menyuntikkan' kode berbahaya ke dalam aplikasi agar dijalankan oleh sistem target. Kode ini dapat berupa perintah tambahan, skrip, atau potongan program yang dimasukkan melalui celah keamanan pada input, API, atau bahkan komponen runtime.
Tujuan utama dari serangan ini adalah mengubah perilaku aplikasi, baik untuk mendapatkan akses tidak sah, mencuri data sensitif, maupun menjalankan perintah yang tidak seharusnya dilakukan. Berbeda dari command injection atau SQL injection yang biasanya fokus pada perintah sistem atau database, injeksi kode punya ruang lingkup yang lebih luas karena menyerang langsung ke logika program.
Dalam konteks keamanan aplikasi mobile, serangan ini bisa terjadi saat kode asing dimasukkan ke dalam proses aplikasi, misalnya lewat library pihak ketiga, komponen WebView, atau modifikasi runtime. Akibatnya, pelaku bisa memanipulasi fungsi internal aplikasi tanpa sepengetahuan pengembang atau pengguna.
Serangan injeksi kode ini dimulai ketika aplikasi gagal untuk memvalidasi input atau aktivitas eksternal yang diterima. Penyerang kemudian akan memanfaatkan celah tersebut untuk menyuntikkan kode yang tampak sah, namun sebenarnya berisi instruksi berbahaya.
Prosesnya dapat dijelaskan dalam tiga tahap utama. Pertama, penyerang mencari titik lemah, seperti form input, API backend, atau library yang tidak divalidasi. Lalu melalui celah tersebut, pelaku menyisipkan skrip atau instruksi tambahan. Kemudian sistem atau aplikasi menjalankan kode tersebut tanpa menyadari bahwa itu bukan bagian dari program asli.
Dalam aplikasi Android, serangan dapat terjadi pada lapisan Java/Kotlin maupun native library (C/C++), terutama jika debugging mode aktif atau signature verification tidak diterapkan. Di iOS, injeksi bisa dilakukan lewat dynamic library loading, method swizzling, atau process hooking.
Injeksi kode berbahaya ini memiliki dampak yang luas dan fatal, tidak hanya bagi pengguna tetapi juga bagi bisnis pemilik/pengembang aplikasi. Salah satu dampak utamanya adalah kebocoran data sensitif di mana penyerang mengakses informasi penting. Mulai dari kredensial pengguna, token autentikasi, atau informasi keuangan secara langsung dari memori aplikasi.
Selain itu, serangan ini juga dapat mengubah logika bisnis aplikasi, seperti mematikan sistem verifikasi, memanipulasi saldo, atau memalsukan hasil transaksi. Setelah kode disuntikkan, aplikasi hasil modifikasi (tampered app) dapat disebarkan secara ilegal sehingga dapat merusak reputasi merek.
Pelanggaran keamanan siber seperti ini juga bisa memicu sanksi hukum, dan menghilangkan kepercayaan pengguna, khususnya di industri keuangan yang memiliki regulasi ketat terkait keamanan data dan transaksi digital.
Serangan injection bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. Setiap jenis-jenis ini juga bisa terjadi secara tunggal atau kombinasi. Berikut adalah jenis-jenis serangan injection yang perlu dipahami:
Jenis serangan injeksi klasik yang menargetkan database dengan menyisipkan perintah SQL tambahan. Di aplikasi mobile, hal ini bisa terjadi bila input pengguna diteruskan ke API backend tanpa validasi yang tepat.
Dalam jenis ini, pelaku menyisipkan perintah sistem (shell command) untuk dijalankan oleh server atau perangkat. Jika aplikasi memiliki komponen yang berinteraksi langsung dengan sistem operasi, risiko ini meningkat.
Serangan ini terjadi saat skrip berbahaya dimasukkan ke dalam komponen WebView atau browser embedded di dalam aplikasi. Skrip ini dapat mencuri token sesi atau mengalihkan pengguna ke situs phishing.
Penyerang menambahkan dynamic link library (.dll) ke dalam proses aplikasi agar kode asing dieksekusi bersamaan dengan aplikasi asli. Banyak digunakan untuk cheat pada game atau memodifikasi fungsi aplikasi finansial.
Kode disuntikkan langsung ke proses runtime aplikasi, yang memungkinkan pelaku memantau aktivitas atau mengubah perilaku internal.
Serangan ini memanfaatkan proses deserialisasi data yang tidak aman untuk mengeksekusi objek berbahaya di memori aplikasi.
Teknik ini sangat populer pada Android dan iOS untuk melewati mekanisme keamanan, misalnya bypass enkripsi, root detection, atau otentikasi biometrik.
Kode aplikasi dimodifikasi sebelum instalasi (tampering), biasanya pada file APK atau IPA, dan disebarkan ulang oleh pihak ketiga tanpa izin.
Melindungi aplikasi mobile dari serangan injection perlu pendekatan yang berlapis mulai dari pengembangan hingga perlindungan runtime. Berikut adalah langkah-langkah yang direkomendasikan:
Selalu periksa semua input pengguna sebelum diproses. Gunakan whitelist untuk menentukan format dan jenis data yang diizinkan, dan hindari penggunaan fungsi seperti eval() atau exec() yang mengeksekusi string sebagai kode.
Terapkan parameterized queries untuk mencegah injeksi SQL, gunakan API yang aman, dan hindari menyimpan logika sensitif di sisi klien.
Solusi RASP bisa membuat aplikasi mendeteksi dan menghentikan aktivitas injeksi kode secara real-time. Dengan proteksi runtime, aplikasi dapat mengenali upaya hooking, debugging, atau library injection bahkan setelah diinstal pada perangkat pengguna.
Terapkan code obfuscation untuk menyulitkan penyerang dalam membaca struktur aplikasi, dan gunakan checksum atau signature verification untuk memastikan file aplikasi belum dimodifikasi.
Pastikan semua komunikasi menggunakan protokol terenkripsi (TLS/SSL) dengan certificate pinning. Hindari mengirimkan data sensitif tanpa enkripsi atau melalui jaringan publik yang tidak aman.
Code injection merupakan ancaman yang bisa menghancurkan kepercayaan pengguna dan reputasi brand dalam sekejap. Untuk melindungi aplikasi mobile Anda dari serangan injeksi kode dan modifikasi berbahaya, Anda perlu perlindungan yang bekerja di dalam aplikasi, bukan hanya di sekitarnya.
Oleh karena itu, Phintraco Technology menghadirkan solusi mobile app security menyeluruh dengan fitur-fitur seperti RASP, anti-tampering, dan real-time threat detection untuk mendeteksi, mencegah, dan memblokir injeksi kode sebelum merusak sistem Anda.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Dalam era digital saat ini, mobile banking telah menjadi tulang punggung layanan keuangan modern. Nasabah kini menuntut kecepatan, kenyamanan, dan aksesibilitas tinggi, semuanya melalui perangkat seluler. Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul tantangan serius bagi lembaga keuangan dan pengembang aplikasi yaitu bagaimana memastikan bahwa setiap transaksi berjalan aman dari ancaman siber. Oleh karena itu, keamanan mobile banking merupakan hal yang serius dan penting untuk diperhatikan.
Bagi institusi keuangan dan pemilik aplikasi mobile banking, menjaga keamanan merupakan kewajiban teknis dan strategi bisnis jangka panjang. Ancaman siber seperti malware injection, phishing, atau peretasan aplikasi dapat merusak reputasi, mengakibatkan kerugian finansial, dan menghilangkan kepercayaan nasabah. Oleh karena itu, fitur keamanan mobile banking menjadi pondasi utama dalam mempertahankan kredibilitas dan daya saing di dunia keuangan digital. Artikel ini akan membahas mobile banking security mulai dari definisinya, cara kerja sistemnya, indikatornya, serta tips keamanan mobile banking bagi bisnis. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!
Keamanan mobile banking merujuk pada serangkaian mekanisme, kebijakan, dan teknologi yang dirancang untuk menjaga integritas, kerahasiaan, serta keandalan transaksi keuangan melalui perangkat seluler. Dalam konteks bisnis, keamanan ini mencakup perlindungan dari ancaman internal maupun eksternal yang dapat mengganggu operasional aplikasi dan mengancam data nasabah.
Sistem ini umumnya dibangun di atas tiga lapisan utama, yaitu lapisan aplikasi, komunikasi, dan identitas. Lapisan aplikasi berfungsi untuk mencegah modifikasi, injeksi kode, atau eksploitasi aplikasi. Komunikasi berperan untuk menjamin koneksi terenkripsi antara pengguna dan server bank. Sementara itu, lapisan identitas (user) berperan untuk memverifikasi pengguna melalui autentikasi multi-faktor dan kontrol akses.
Implementasi fitur mobile banking security seperti enkripsi data, biometric login, dan runtime protection adalah langkah teknis sekaligus investasi reputasional yang menentukan tingkat kepercayaan publik terhadap layanan keuangan digital.
Sistem security dalam mobile banking bekerja melalui kombinasi antara enkripsi, autentikasi, proteksi aplikasi, dan analisis perilaku secara real time. Berikut adalah beberapa mekanisme utama yang perlu diperhatikan:
Semua data yang berpindah antara perangkat pengguna dan server bank akan dienkripsi secara end-to-end menggunakan protokol seperti TLS 1.3. Protokol ini mencegah penyadapan data, serangan man-in-the-middle, dan kebocoran informasi rahasia.
Bagi developer, memastikan sertifikat SSL valid dan memperbarui protokol keamanan secara berkala adalah bagian penting dari compliance keamanan digital.
Lapisan otentikasi berlapis (Multi-Factor Authentication) adalah salah satu fitur keamanan mobile banking yang paling krusial. Sistem ini menggabungkan faktor pengetahuan (PIN atau password), faktor kepemilikan (OTP atau token perangkat), dan faktor biometrik (sidik jari/wajah).
Untuk mencegah modifikasi aplikasi, bank perlu menerapkan teknologi seperti Mobile App Shielding dan Runtime Application Self-Protection (RASP). App Shielding melindungi aplikasi dari reverse engineering dan code injection, sementara RASP bekerja secara real-time untuk mendeteksi indikasi peretasan, rooting, atau aktivitas mencurigakan di perangkat pengguna.
Banyak lembaga keuangan kini menggunakan machine learning untuk memantau pola perilaku pengguna. Sistem ini dapat mengenali transaksi yang tidak biasa dan langsung memicu tindakan mitigasi, seperti temporary lock atau permintaan verifikasi tambahan. Pendekatan ini meminimalkan risiko penipuan tanpa mengganggu kenyamanan pengguna.
Aplikasi banking yang aman dapat dilihat dari efektivitas keamanannya. Berikut ini adalah beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan:
Aplikasi yang aman dapat dilihat dari kepatuhan terhadap standar internasional seperti PCI DSS, ISO 27001, dan rekomendasi OWASP Mobile Top 10. Kepatuhan ini menunjukkan keseriusan institusi dalam melindungi data sensitif nasabah.
Fitur seperti biometric authentication, dynamic PIN, atau OTP berbasis perangkat menandakan penerapan keamanan yang kuat. Sistem ini dapat mengurangi risiko serangan brute force dan meningkatkan pengalaman pengguna tanpa menurunkan tingkat proteksi.
Bagi developer, indikator keamanan aplikasi mobile banking yang paling krusial adalah kemampuan aplikasi untuk mendeteksi dan menolak manipulasi. Dengan perlindungan anti-tampering dan deteksi runtime, aplikasi akan tetap aman bahkan pada perangkat yang telah di-root.
Terakhir, aplikasi yang aman selalu memiliki kebijakan privasi yang transparan, izin aplikasi yang relevan, serta mekanisme kontrol data yang bisa diaudit oleh regulator.
Untuk bisa menjaga keamanan di aplikasi mobile banking, pihak developer dan lembaga keuangan harus memperhatikan beberapa tips keamanan berikut ini:
Implementasikan pendekatan berlapis yang melibatkan enkripsi, MFA, isolasi data sensitif, dan proteksi runtime. Dengan sistem yang berlapis, bahkan jika satu komponen diserang, lapisan lain tetap mampu menahan dampaknya.
Lakukan audit berkala dan penetration testing memungkinkan pengembang menemukan potensi celah sebelum disalahgunakan. Langkah ini memperkuat fitur keamanan mobile app yang sudah diterapkan.
Integrasikan keamanan sejak tahap awal pengembangan aplikasi, bukan hanya setelah peluncuran. Dengan prinsip security by design, setiap komponen sistem dibangun dengan pertimbangan keamanan sejak awal siklus hidup aplikasi.
Walau fokus utama ada di sisi teknis, edukasi pengguna tetap penting. Lembaga perlu membangun kesadaran keamanan digital bagi tim internal dan nasabah agar mereka memahami praktik aman saat menggunakan aplikasi.
Di tengah meningkatnya ancaman dunia digital, keamanan mobile banking merupakan bentuk komitmen utama terhadap kepercayaan nasabah. Oleh karena itu, percayakan keamanan mobile app banking Anda kepada solusi mobile app security dari Phintraco Technology!
Solusi dari kami dapat melindungi aplikasi perbankan Anda dengan enkripsi tingkat lanjut, deteksi ancaman runtime, hingga anti-tampering otomatis. Teknologi adaptif ini dapat memastikan pengalaman pengguna tetap lancar tanpa mengorbankan keamanan.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Keberhasilan bisnis saat ini dapat diukur dari digital experience yang diberikan kepada pelanggan. Dalam dunia bisnis modern, setiap interaksi antara pengguna dan aplikasi digital menjadi cerminan kualitas perusahaan. Baik melalui situs web, aplikasi mobile, atau sistem online lainnya, pengalaman digital menentukan bagaimana pelanggan memandang dan berinteraksi dengan brand.
Bisnis yang mampu menyediakan pengalaman digital yang cepat, aman, dan bebas gangguan akan memiliki peluang lebih besar dalam mempertahankan pelanggan serta meningkatkan efisiensi operasional. Oleh karena itu, memahami dan mengelola digital experience bukan lagi opsi, melainkan kebutuhan strategis di era transformasi digital saat ini. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang pengalaman digital!
Digital experience adalah keseluruhan interaksi pengguna dengan platform digital suatu perusahaan/organisasi. Ini meliputi tampilan interface, kecepatan respons, hingga kemudahan navigasi. Dalam konteks bisnis, pengalaman digital mencakup pengalaman pengguna ketika menjelajah situs, menggunakan aplikasi mobile, hingga berinteraksi melalui chatbot atau portal pelanggan.
Akan tetapi, pengalaman digital tidak hanya bergantung pada desain atau fitur antarmuka, tetapi juga mencakup performa backend seperti stabilitas sistem, kecepatan pemrosesan data, dan keamanan jaringan. Ketika salah satu komponen ini bermasalah, pengalaman pengguna pun terganggu, bahkan jika user interface terlihat menarik sekalipun.
Untuk memantau semua aspek tersebut, banyak perusahaan kini mengandalkan digital experience monitoring (DEM). Teknologi ini membantu organisasi memantau perilaku pengguna secara real time, mendeteksi gangguan performa aplikasi, serta memahami bagaimana interaksi digital berdampak terhadap kepuasan pelanggan.
Pengalaman digital yang baik merupakan fondasi utama keberhasilan bisnis berbasis teknologi. Terdapat beberapa alasan utama mengapa pengalaman digital sangat penting, yaitu:
Pelanggan modern kini berekspektasi tinggi terhadap kecepatan dan konsistensi layanan digital. Satu halaman yang lambat atau aplikasi yang sering crash dapat membuat pengguna meninggalkan platform.
Persepsi pelanggan terhadap brand dibentuk melalui interaksi online. Perusahaan dengan experience digital yang konsisten, cepat, dan mudah digunakan akan dianggap lebih profesional dan terpercaya.
Dengan bantuan monitoring, perusahaan dapat mendeteksi masalah performa aplikasi sebelum pengguna terganggu. Pendekatan ini dapat mengurangi beban kerja tim teknis melalui deteksi otomatis dan analisis akar penyebab masalah (root cause analysis).
Pengalaman digital yang kuat merupakan titik tengah antara tim IT dan bisnis. Ketika kedua tim memahami pola dan kebutuhan pengguna, mereka dapat merancang inovasi yang lebih relevan dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Pengalaman digital hadir di berbagai bentuk dan sektor industri, mulai dari e-commerce hingga layanan publik. Beberapa contohnya antara lain:
Pengalaman digital di bidang e-commerce meliputi setiap momen mulai dari ketika pengguna menggunakan situs belanja online, menambahkan produk ke keranjang, dan menyelesaikan transaksi.
Dalam mobile banking, kecepatan autentikasi, keamanan transaksi, dan keandalan sistem adalah faktor utama pengalaman digital. Nasabah menilai kepercayaan terhadap bank berdasarkan kemudahan dan kecepatan akses aplikasi mereka.
Banyak perusahaan kini menggunakan AI chatbot untuk memberikan layanan pelanggan 24 jam. Chatbot yang mampu memberikan respons cepat dan akurat dapat meningkatkan kepuasan pelanggan serta mengurangi beban tim dukungan manusia.
Dalam sistem pembelajaran online atau layanan publik digital, aksesibilitas dan stabilitas sistem menjadi kunci. Semakin mudah platform digunakan oleh masyarakat, semakin tinggi tingkat adopsinya.
Untuk mencapai pengalaman digital yang optimal, bisnis perlu mengadopsi strategi dan teknologi yang tepat. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Teknologi DEM memantau user journey secara menyeluruh mulai dari sisi front-end hingga back-end. Platform monitoring memungkinkan tim IT mendeteksi penurunan performa aplikasi secara real time, memahami penyebab masalah, dan memperbaikinya sebelum berdampak pada pengguna akhir.
Desain interface haruslah sederhana, intuitif, dan mudah diakses dari berbagai perangkat. Pengujian pengalaman pengguna (UX testing) perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan desain tetap relevan dengan perilaku pengguna yang terus berkembang.
Waktu muat halaman (page load time) adalah salah satu faktor paling penting dalam pengalaman digital. Gunakan content delivery network (CDN), caching, dan pengujian otomatis untuk menjaga stabilitas dan kecepatan aplikasi.
Dengan menganalisis data perilaku pengguna, bisnis dapat menampilkan konten dan penawaran yang relevan. Personalisasi berbasis AI tidak hanya meningkatkan keterlibatan pengguna, tetapi juga membangun hubungan emosional dengan brand.
Pengalaman digital merupakan bagian dari strategi bisnis keseluruhan perusahaan. Dengan kolaborasi lintas departemen, perusahaan dapat memastikan inovasi yang dihasilkan benar-benar menjawab kebutuhan pelanggan.
Dalam dunia digital yang serba cepat, performa aplikasi menjadi tulang punggung pengalaman pelanggan. Oleh karena itu, Anda perlu platform monitoring yang dapat menggabungkan performa teknis dengan insight yang berharga. Phintraco Technology menghadirkan solusi Application Performance Monitoring (APM).
Solusi APM kami dapat memberikan visibilitas menyeluruh terhadap perjalanan pengguna, kinerja aplikasi, hingga analisis penyebab masalah secara otomatis. Solusi ini memastikan aplikasi bisnis Anda selalu dalam performa terbaik.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Dalam era transformasi digital, bisnis modern kini banyak mengandalkan layanan berbasis cloud untuk menjaga skalabilitas, efisiensi, dan kinerja yang konsisten. Akan tetapi, di balik fleksibilitas yang ditawarkan, lingkungan cloud juga menghadirkan tantangan baru dalam hal visibilitas dan kontrol terhadap performa sistem. Di sinilah konsep cloud monitoring memiliki peran penting sebagai solusi strategis untuk memastikan seluruh komponen aplikasi berjalan optimal.
Banyak perusahaan kini mulai memahami bahwa monitoring cloud dapat memantau server dan memeriksa integritas sistem secara menyeluruh, mulai dari infrastruktur, jaringan, hingga pengalaman pengguna akhir. Melalui pendekatan cloud native monitoring, bisnis dapat mendeteksi potensi masalah lebih cepat, mempercepat respon terhadap gangguan, dan menjaga efisiensi biaya operasional. Oleh karena itu, memahami cara monitor cloud bekerja serta penerapan strategi yang tepat menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan performa aplikasi bisnis modern. Artikel ini akan membahas secara detail tentang monitoring cloud mulai dari definisinya, cara kerjanya, fungsi, jenis, serta cara menerapkan strateginya. Simak artikel berikut untuk mengetahui informasi selengkapnya!
Cloud monitoring adalah proses pengawasan, pengumpulan, dan analisis data dari infrastruktur serta layanan yang berjalan di lingkungan cloud. Sistem ini diterapkan untuk membantu organisasi memahami kinerja dan ketersediaan aplikasi berbasis cloud melalui pemantauan metrik seperti latensi, uptime, penggunaan sumber daya, serta error rate.
Dalam konteks bisnis, cloud monitoring berguna untuk menjaga agar seluruh layanan digital tetap stabil dan andal, bahkan saat beban kerja sistem meningkat. Konsep ini berperan sebagai alat pemantau sekaligus komponen inti dalam sistem observability modern yang memungkinkan analisis mendalam terhadap perilaku aplikasi.
Salah satu aspek penting dari sistem ini adalah cloud native monitoring, yakni pendekatan pemantauan yang dirancang khusus untuk lingkungan microservices dan containerized applications seperti Kubernetes. Dengan model ini, perusahaan dapat memahami hubungan antar layanan, mendeteksi anomali lintas lapisan, dan mengoptimalkan performa aplikasi cloud-native secara otomatis.
Cara monitor cloud bekerja terdiri dari beberapa proses yang saling berkaitan. Berikut ini adalah tahap-tahap intinya:
Pada langkah pertama, sistem akan mengumpulkan metrik penting terkait performa dari berbagai sumber, seperti server, container, API, dan aplikasi melalui agen (agent-based) atau melalui integrasi langsung (agentless).
Setelah itu, semua data yang berhasil dikumpulkan akan dikonsolidasikan ke dalam satu platform monitoring terpusat untuk dianalisis lebih lanjut.
Platform monitoring modern umumnya menggunakan dashboard interaktif dan AI-driven analytics yang kemudian akan digunakan untuk menampilkan kondisi sistem secara real time.
Ketika ada anomali yang terdeteksi, misalnya lonjakan penggunaan CPU atau penurunan respons aplikasi, maka sistem secara otomatis mengirim peringatan dan bahkan dapat memicu tindakan otomatis. Tindakan ini dapat berupa auto-scaling atau restart service.
Fungsi utama dari cloud monitoring adalah memberikan visibilitas utuh terhadap operasi cloud perusahaan. Selain itu, terdapat juga fungsi-fungsi krusial lainnya, yaitu:
Sistem ini berfungsi untuk memantau beberapa metrik utama seperti waktu respons, throughput, dan ketersediaan aplikasi. Hal ini penting untuk memastikan pengalaman pengguna tetap lancar.
Selain itu, sistem ini juga berfungsi untuk mengukur penggunaan CPU, memori, dan storage untuk mencegah pemborosan sumber daya sekaligus menjaga efisiensi biaya.
Monitoring juga penting untuk bisa melacak aktivitas mencurigakan, mendeteksi ancaman siber, serta memastikan sistem cloud mematuhi regulasi seperti ISO 27001 atau UU PDP.
Dengan AI-powered analytics, tim DevOps dapat menemukan akar penyebab masalah performa dalam hitungan detik, bukan jam. Hal ini penting untuk mempersingkat waktu.
Terakhir, monitoring pada intinya berfungsi untuk memastikan pengalaman pengguna akhir (end user) tetap konsisten di berbagai perangkat dan wilayah.
Berikut adalah beberapa jenis solusi monitoring cloud yang umum digunakan saat ini:
Monitor infrastructure digunakan untuk memantau performa perangkat seperti server virtual, container, microservices serta komponen jaringan lainnya untuk menjaga stabilitas infrastruktur.
APM berfokus pada pemantauan kinerja aplikasi dan transaksi pengguna. Solusi APM modern dapat memberikan end-to-end visibility dari kode hingga pengalaman pengguna.
Sesuai dengan namanya, network monitoring berguna untuk melacak konektivitas antar node dan bandwidth. Tujuannya adalah untuk mencegah bottleneck pada sistem cloud.
Jenis pengawasan ini berfungsi untuk menjaga kinerja database agar tetap responsif dan stabil di bawah beban kerja yang tinggi.
Security monitoring untuk cloud digunakan untuk memantau ancaman dan aktivitas mencurigakan yang dapat mengganggu keamanan sistem cloud.
Monitoring jenis ini dirancang untuk arsitektur berbasis microservices dan container dengan kemampuan observasi dinamis terhadap setiap komponen yang saling bergantung.
Penerapan strategi pemantauan cloud memerlukan pendekatan yang sejalan dengan tujuan bisnis dan infrastruktur IT. Berikut adalah beberapa langkah kunci yang perlu diperhatikan:
Pertama-tama, lakukan identifikasi metrik utama apa saja yang perlu diperhatikan, misalnya uptime, latency, error rate, atau throughput sebagai tolok ukur performa.
Pilihlah platform atau solusi monitoring yang dapat menawarkan integrasi lintas cloud (AWS, Azure, GCP) serta analisis berbasis AI.
Pastikan platform monitoring dapat dihubungkan ke pipeline CI/CD. Tujuannya adalah agar deteksi masalah dapat dilakukan sejak tahap pengembangan.
Terapkan teknologi Artificial Intelligence for IT Operations (AIOps) untuk mengurangi false alert dan mempercepat incident response.
Lakukan analisis tren performa untuk menemukan area yang dapat dioptimalkan, baik dari sisi aplikasi maupun infrastruktur yang ada.
Untuk memastikan aplikasi bisnis berbasis cloud Anda berjalan secara maksimal, gunakan solusi Application Performance Monitoring dari Phintraco Technology!
Dengan teknologi AI-driven observability, automatic root cause detection, dan fullstack visibility, solusi dari kami dapat membantu Anda memantau seluruh ekosistem cloud secara real time.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Dalam era digital, arsitektur microservices telah menjadi fondasi utama bagi banyak aplikasi modern, khususnya yang membutuhkan skalabilitas tinggi dan waktu rilis cepat. Dengan memecah sistem besar menjadi beberapa layanan kecil yang independen, perusahaan bisa berinovasi lebih cepat dan menjaga stabilitas aplikasi walau beban kerja meningkat. Namun, di balik fleksibilitas tersebut, muncul tantangan baru, yaitu bagaimana memantau, memahami, dan menjaga performa ratusan bahkan ribuan service yang berjalan secara terdistribusi. Inilah pentingnya konsep microservices monitoring.
Sistem pemantauan menyeluruh ini dapat mencatat performa dan memastikan setiap layanan berjalan secara harmonis. Tanpa pendekatan monitoring yang baik, tim DevOps bisa kehilangan visibilitas terhadap masalah yang muncul di antara dependensi layanan. Oleh karena itu, banyak organisasi kini menerapkan monitoring dan observability microservices secara terpadu. Melalui strategi ini, mereka mampu memahami apa yang terjadi di setiap lapisan sistem (observability dalam microservices) sekaligus menerapkan microservices monitoring best practices agar performa aplikasi bisnis tetap optimal.
Microservices adalah kumpulan layanan kecil yang berjalan secara independen, tetapi tetap saling berkomunikasi melalui API atau pesan. Misalnya, pada aplikasi e-commerce, ada microservice khusus untuk pembayaran, untuk pencarian produk, dan untuk pengelolaan pengguna. Masing-masing dapat dikembangkan dan dikelola oleh tim yang berbeda.
Di sinilah monitoring berperan penting. Microservices monitoring sendiri adalah proses pengumpulan, analisis, dan visualisasi data performa dari setiap microservice dalam sistem. Tujuan utamanya adalah untuk melacak performa dan latency, memantau komunikasi antar-layanan, mendeteksi anomali atau kegagalan, serta menjamin integrasi antar microservices tetap stabil. Sederhananya, monitoring ini berguna untuk memahami bagaimana tiap microservices berinteraksi dan mempengaruhi keseluruhan sistem aplikasi.
Metriks yang dipantau untuk microservices bergantung pada aspek apa yang dipantau. Berikut ini adalah beberapa kategori beserta metriks yang digunakan:
Infrastruktur mencakup penggunaan CPU, memori, network throughput, dan disk I/O pada tiap node atau container. Metrik ini membantu mengidentifikasi apakah sumber daya digunakan secara efisien atau terjadi kelebihan beban (resource contention).
Terkait dengan aplikasi, beberapa metriks yang digunakan antara lain adalah latency (response time), error rate atau persentase permintaan gagal, throughput (requests per second), serta availability atau tingkat keandalan dan uptime layanan.
Untuk memahami alur permintaan yang kompleks, distributed tracing digunakan guna melacak perjalanan request dan komunikasi dari satu layanan ke layanan lain. Hal ini membantu menemukan sumber masalah saat terjadi peningkatan latensi.
Dalam aspek ini, pemantauan mencakup status pod dan node, jumlah restart container, autoscaling activity dan resource utilization. Pemantauan ini memastikan sistem cloud-native tetap berjalan efisien.
Selain metrik teknis, log aplikasi dan metrik bisnis spesifik (seperti jumlah transaksi sukses) juga perlu dianalisis untuk mengukur performa dari sisi operasional maupun strategis.
Kedua istilah ini sering muncul bersamaan dalam konteks microservices, namun memiliki fokus yang berbeda dan saling melengkapi. Monitoring adalah proses mengumpulkan data untuk mengetahui kapan sistem bermasalah. Ia mengandalkan metrik, log, dan alert berbasis ambang batas tertentu (misalnya CPU usage > 80%).
Sementara observability adalah kemampuan sistem untuk menjelaskan mengapa masalah terjadi. Observability menggunakan korelasi antara tiga pilar utama: metrics, logs, dan traces untuk memahami akar penyebab gangguan. Oleh karena itu, monitoring dan observability dalam microservices harus diterapkan bersamaan. Monitoring berfungsi memberikan data, sementara observability memberikan wawasan mendalam dari data tersebut.
Pemantauan terhadap microservices tentu memiliki banyak manfaat bagi bisnis yang memiliki aplikasi dalam proses bisnisnya. Berikut ini adalah beberapa manfaat utama yang bisa diperoleh untuk aplikasi bisnis:
Monitoring real-time terhadap microservice yang ada bisa membantu mendeteksi anomali sebelum berdampak besar. Hasilnya adalah berkurangnya downtime dan performa sistem tetap terjaga dan optimal.
Pengawasan yang ketat dapat memastikan aplikasi tetap responsif meski menghadapi lonjakan trafik. Latensi yang rendah juga berdampak untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Beberapa platform monitoring memiliki dashboard terintegrasi yang dapat mempercepat proses identifikasi masalah. Hal ini dapat mengurangi waktu troubleshooting dan biaya perbaikan darurat.
Data historis dari hasil monitoring dapat membantu perusahaan menentukan strategi auto-scaling yang efisien. Dengan begitu, bisnis dapat beradaptasi dengan perubahan permintaan tanpa kehilangan performa.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, monitoring dapat mendeteksi pola anomali yang dapat menunjukkan potensi ancaman keamanan. Ini dapat membantu mempermudah audit dan pelaporan untuk keperluan kepatuhan atau compliance.
Metrik performa yang didata dapat kemudian dikaitkan dengan metrik bisnis (seperti transaksi per menit). Manajemen kemudian dapat menggunakan hal tersebut untuk membuat keputusan strategis berdasarkan data aktual, bukan asumsi.
Berikut ini adalah beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam memilih alat monitoring microservice yang tepat:
Pastikan monitoring tools dapat terintegrasi dengan ekosistem yang ada, misalnya Kubernetes, Docker, AWS, Azure, atau Google Cloud. Kompatibilitas terhadap ekosistem tersebut memastikan bahwa monitoring dapat mencakup seluruh lapisan, mulai dari container hingga aplikasi. Tools yang tidak mendukung sistem infrastruktur perusahaan bisa menyebabkan data terfragmentasi dan insight yang tidak akurat.
Sebuah tools modern harus menawarkan end-to-end observability, bukan hanya sekadar memantau performa. Pastikan tools bisa melakukan distributed tracing untuk melacak permintaan antar microservice, menggabungkan metrics, logs, dan traces dalam satu tampilan, serta menyediakan visualisasi dependensi layanan (service flow map). Kemampuan ini penting agar tim DevOps bisa memahami hubungan antar komponen secara menyeluruh dan menemukan akar masalah lebih cepat.
Lingkungan microservices bersifat dinamis, layanan bisa bertambah, berpindah, atau dihapus kapan saja. Oleh karena itu, pilihlah tools yang dapat melakukan auto-discovery terhadap layanan baru tanpa konfigurasi manual, serta memiliki AI-based anomaly detection untuk menganalisis anomali performa secara otomatis.
Efektivitas monitoring dapat meningkat jika tools yang digunakan diintegrasikan dengan pipeline DevOps dan komunikasi tim. Pastikan tools dapat terhubung dengan CI/CD pipeline (seperti Jenkins, GitLab CI, atau Azure DevOps), sistem notifikasi, serta alat observability atau analitik lain. Integrasi yang baik dapat mempercepat alur kerja dan memperkuat kolaborasi lintas tim.
Tools monitoring harus memiliki dashboard yang intuitif dan interaktif, sehingga mudah dipahami tidak hanya oleh engineer, tetapi juga manajemen non-teknis. Visualisasi yang jelas memungkinkan pengguna melakukan drill-down dari tampilan global sistem ke layanan spesifik untuk analisis akar masalah yang cepat.
Untuk bisa menjaga performa sistem dan aplikasi bisnis yang kompleks, perusahaan perlu monitoring berbasis AI dan observability menyeluruh. Oleh karena itu, Phintraco Technology menawarkan solusi Application Performance Monitoring (APM) yang mampu menganalisis performa aplikasi Anda secara otomatis, menelusuri akar penyebab masalah, serta memberikan insight mendalam untuk peningkatan kinerja bisnis Anda.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Dunia bisnis digital kini bergerak semakin cepat, sehingga performa aplikasi menjadi salah satu faktor paling menentukan keberhasilan. Aplikasi yang lambat, sering error, atau mengalami downtime dapat langsung menurunkan tingkat kepuasan pelanggan dan menimbulkan kerugian finansial yang signifikan. Karena itu, perusahaan modern kini tidak lagi cukup hanya melakukan pemantauan berkala terhadap sistem dan aplikasi mereka. Diperlukan pendekatan yang lebih responsif dan presisi, yaitu real time monitoring.
Dengan metode pengawasan real time, tim IT dapat memantau kondisi aplikasi dan infrastruktur bisnis secara langsung, menganalisis performa sistem, dan segera mendeteksi masalah sebelum berdampak besar pada pengguna. Inilah fondasi penting dalam menjaga stabilitas dan keandalan layanan digital di era kompetisi tinggi, di mana setiap detik downtime dapat berarti hilangnya peluang bisnis. Artikel ini akan membahas aspek-aspek dalam pengawasan real time mulai dari definisinya, cara kerjanya, kenapa metode ini penting, serta cara menerapkannya. Simak artikel berikut ini untuk informasi selengkapnya!
Real time monitoring adalah sistem yang memungkinkan pemantauan performa aplikasi, jaringan, dan infrastruktur IT secara terus-menerus dalam waktu nyata. Sistem ini bekerja dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, mulai dari log server, API, database, hingga aktivitas pengguna lalu menampilkan informasi tersebut dalam dashboard yang selalu diperbarui setiap detik.
Berbeda dengan pemantauan tradisional yang cenderung reaktif dan bergantung pada laporan setelah kejadian, pemantauan real time bersifat proaktif. Sistem ini memberikan visibilitas menyeluruh terhadap kesehatan aplikasi, mendeteksi anomali secara otomatis, dan bahkan bisa memberikan peringatan jika terdeteksi potensi gangguan. Dengan begitu, tim IT dapat segera mengambil tindakan korektif sebelum masalah menjadi krisis yang lebih besar.
Dalam system observability, pengawasan real time juga menjadi komponen penting yang membantu perusahaan memahami perilaku sistem secara mendalam.
Sistem pengawasan real time biasanya terdiri dari beberapa lapisan utama. Pertama adalah data collection layer, di mana data performa dikumpulkan dari berbagai sumber seperti server, container, dan endpoint aplikasi. Data ini mencakup metrik penting seperti latency, response time, error rate, hingga tingkat penggunaan sumber daya (CPU, memori, dan bandwidth).
Lapisan berikutnya adalah processing layer. Di lapisan ini, sistem akan melakukan analisis data secara langsung menggunakan streaming analytics dan algoritma deteksi anomali. Jika ditemukan pola yang tidak normal, misalnya lonjakan waktu respon atau peningkatan error, maka aplikasi akan memproses informasi tersebut dan mengirim peringatan ke tim DevOps.
Selanjutnya, visualization layer akan menampilkan data dalam bentuk dashboard interaktif. Tim IT dapat melihat performa aplikasi secara menyeluruh dalam satu tampilan terpadu, termasuk grafik real-time dan tren historis. Beberapa sistem terbaru yang canggih juga dilengkapi alerting & automation layer yang mampu mengeksekusi tindakan otomatis, seperti auto-scaling atau restarting service, untuk mencegah downtime.
Pemilihan metrik pemantauan yang tepat sangat krusial dalam real time monitoring. Metrik seperti APDEX score, request rate, dan response time dapat membantu tim menentukan apakah pengalaman pengguna masih berada dalam ambang optimal.
Penerapan pemantauan secara real time merupakan strategi bisnis yang sangat penting di era digital. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa sistem ini menjadi sangat krusial bagi perusahaan modern:
Dengan pemantauan secara langsung, tim IT bisa mendeteksi potensi gangguan lebih awal, sebelum berdampak lebih jauh pada pelanggan atau pendapatan perusahaan.
Aplikasi yang lambat atau sering error dapat menurunkan tingkat kepuasan pengguna. Real time monitoring membantu memastikan setiap interaksi tetap lancar.
Dengan sistem otomatisasi alert dan deteksi anomali, tim IT tidak perlu menunggu laporan manual untuk segera bertindak.
Data yang diperoleh secara real-time memungkinkan pihak manajemen untuk melakukan analisis performa secara presisi dan membuat keputusan yang cepat dan akurat berdasarkan data.
Aktivitas mencurigakan atau lonjakan trafik abnormal dapat terdeteksi lebih awal melalui pemantauan real time.
Implementasi real time monitoring memerlukan strategi yang terstruktur dan alat yang tepat agar bisa efektif. Berikut adalah langkah-langkah utamanya:
Pertama-tama, identifikasi area yang paling kritis terlebih dulu bagi performa bisnis, misalnya waktu respon aplikasi, uptime, atau tingkat error.
Pilih platform monitoring aplikasi yang mampu memberikan observabilitas menyeluruh yang memadukan metrics, logs, dan traces dalam satu sistem terpadu.
Pastikan monitoring mencakup aspek backend, frontend, API, dan cloud environment agar visibilitas sistem benar-benar utuh.
Konfigurasikan threshold dan sistem notifikasi agar tim segera mendapat peringatan ketika anomali terjadi.
Gunakan insight dari dashboard real-time untuk melakukan tuning performa dan perbaikan sistem secara terus-menerus.
Sistem real time monitoring merupakan langkah awal untuk mengoptimalkan performa aplikasi. Untuk hasil yang maksimal, perusahaan perlu solusi komprehensif yang mampu mengintegrasikan observabilitas secara penuh.
Phintraco Technology dapat memberikan solusi Application Performance Monitoring (APM) yang komprehensif dan berbasis AI. Solusi dari kami dapat mengidentifikasi akar penyebab masalah secara otomatis dan memberikan insight real time tentang performa aplikasi, infrastruktur, dan pengalaman pengguna. Dengan full-stack observability, Anda dapat melihat seluruh ekosistem aplikasi dalam satu tampilan, mendeteksi anomali sebelum pelanggan merasakannya, dan memastikan layanan tetap optimal 24/7.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Di era digital yang semakin kompleks, sistem IT tidak berdiri sendiri secara tunggal. Aplikasi modern kini terdiri dari ribuan komponen kecil yang saling berinteraksi. Komponen-komponen seperti microservices, container, hingga layanan cloud lintas platform menjadikan proses pemantauan dan pengelolaan performa sistem jadi semakin kompleks dan menantang. Di sinilah konsep observability atau observabilitas menjadi sangat penting. Kemampuan untuk memahami bagaimana sistem internal bekerja hanya dengan melihat data yang dihasilkan dari luar.
Untuk perusahaan modern, observability infrastruktur IT merupakan kebutuhan utama. Tanpa observability tools yang baik, tim IT akan kesulitan dalam mengidentifikasi penyebab gangguan, memperbaiki masalah performa, atau mengantisipasi potensi kegagalan sebelum berdampak ke user. Oleh karena itu, IT system observability merupakan pondasi utama perusahaan yang ingin menjaga infrastruktur digital mereka. Artikel ini akan membahas berbagai aspek dari observability IT, mulai dari definisi, kenapa observability penting, bagaimana cara kerjanya, observability best practices dan bagaimana meningkatkan observability. Simak artikel berikut ini untuk informasi selengkapnya!
Observability adalah kemampuan untuk memahami kondisi internal suatu sistem melalui data yang dihasilkan, seperti logs, metrics, dan traces. Konsep ini berakar dari teori kontrol sistem di bidang engineering, di mana observabilitas menunjukkan sejauh mana keadaan internal sistem dapat disimpulkan dari output yang dapat diukur.
Dalam konteks IT, observabilitas memungkinkan tim DevOps, SRE, dan developer untuk menemukan alasan mengapa sesuatu terjadi, dibanding hanya mengetahui apa yang terjadi. Misalnya, saat pengguna mengalami penurunan performa pada aplikasi e-commerce, observabilitas membantu menemukan akar masalah di tingkat microservice atau database tanpa menelusuri kode satu per satu.
Berbeda dengan monitoring tradisional yang hanya memberi notifikasi ketika sesuatu salah, observabilitas memberikan kemampuan untuk mengeksplorasi penyebabnya, mengidentifikasi pola tersembunyi, dan mengambil keputusan yang lebih cepat serta berbasis data.
Alasan utama kenapa banyak perusahaan kini menyadari pentingnya observabilitas adalah karena dampak langsungnya terhadap reliability, efisiensi, dan pengalaman pengguna. Dari segi reliability, observabilitas memungkinkan tim IT untuk menemukan anomali lebih awal sebelum berdampak lebih parah, sehingga downtime dapat ditekan dan sistem lebih stabil.
Dengan wawasan real time terhadap performa aplikasi, perusahaan juga mampu memastikan pengguna mendapatkan respons yang cepat dan bebas gangguan. Hal ini dapat meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan. Selain itu, Tim DevOps dan SRE juga dapat memperpendek Mean Time to Resolve (MTTR) dari analisis akar masalah yang otomatis.
Observabilitas dibangun di atas tiga elemen atau pilar utama yang saling melengkapi, atau dikenal juga sebagai 3 Pillars of Observability yaitu Logs, Metrics, dan Traces. Berikut adalah masing-masing penjelasannya:
Logs adalah catatan kejadian sistem secara kronologis, misalnya error messages, activity records, atau output aplikasi. Fungsinya adalah memberi konteks detail saat terjadi insiden dan menjadi dasar investigasi masalah.
Metrics merupakan data kuantitatif seperti waktu respons, penggunaan CPU, memori, throughput, dan error rate. Dengan metrics, tim dapat memantau tren performa dari waktu ke waktu.
Traces merupakan jejak perjalanan dari suatu permintaan (request) antar layanan dalam sistem microservices. Dari trace, tim bisa tahu bagian mana yang menjadi bottleneck atau penyebab keterlambatan respon.
Secara teknis, cara kerja observabilitas adalah mengumpulkan data telemetry dari seluruh komponen sistem untuk diolah menjadi insight yang bermakna. Dalam proses ini, terdapat beberapa tahapan, yang pertama adalah data collection. Di tahap ini, langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan logs, metric, dan traces dari berbagai sumber seperti aplikasi, container, jaringan, dan cloud.
Setelah itu, semua data akan dikaitkan dari berbagai lapisan atau layer untuk memahami konteks dan hubungan antar peristiwa. Kemudian, hasil analisis akan disajikan datanya melalui bentuk dashboard interaktif untuk memantau performa sistem. Beberapa tools juga telah didukung oleh AI untuk bisa mendeteksi anomali, menemukan akar masalah, sekaligus memberikan rekomendasi tindakan secara otomatis.
Kedua istilah ini sering dianggap sebagai konsep yang sama. Akan tetapi, perbedaan utamanya terletak pada fokus dan tujuannya. Monitoring berfokus pada mengetahui dan mendeteksi apa yang salah, sementara observabilitas berfokus juga pada memahami penyebab kesalahan tersebut. Data yang digunakan keduanya bisa dibilang sama, tetapi observabilitas lebih terbuka untuk eksplorasi data kompleks untuk konteks tambahan. Sehingga secara umum, tujuan monitoring adalah deteksi masalah, sedangkan observabilitas adalah diagnosa dan pencegahan masalah.
Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan observabilitas sistem yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Di antaranya adalah:
Pilih platform yang mampu melakukan pemantauan menyeluruh dan analisis otomatis, seperti mengintegrasikan AI dan fitur auto-discovery.
Pastikan observabilitas mencakup semua komponen, yaitu aplikasi, database, jaringan, hingga cloud. Pendekatan parsial bisa membuat insight menjadi terbatas.
Implementasikan alert berbasis anomali dan machine learning agar sistem dapat bereaksi cepat terhadap potensi masalah.
Observabilitas bukan hanya alat teknis, tapi juga mindset yang mendorong kerja sama lintas tim.
Kebutuhan observabilitas akan berevolusi seiring pertumbuhan sistem. Oleh karena itu, lakukan peninjauan berkala terhadap data pipeline dan efektivitas dashboard.
Untuk bisa membangun observabilitas yang matang, perusahaan perlu menggunakan platform analisis cerdas dan visibilitas yang menyeluruh. Oleh karena itu, Phintraco Technology menawarkan solusi Application Performance Monitoring (APM) komprehensif. Solusi APM dari kami mencakup full-stack observability, AI-powered analytics, end-to-end tracing, serta otomatisasi identifikasi akar masalah.
Selain itu, teknologi AI dalam APM kami dapat mempercepat deteksi anomali secara real time, serta memperkirakan potensi masalah sebelum berdampak ke pengguna.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Di dalam dunia bisnis modern saat ini, digitalisasi dan performa aplikasi merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan perusahaan. Pengguna modern kini mengharapkan layanan yang serba cepat, responsif, dan selalu tersedia di berbagai perangkat, baik web maupun mobile. Segala kemudahan tersebut didukung oleh kompleksitas arsitektur modern, mulai dari microservices, container, hingga multi cloud environment yang membuat pemantauan performa aplikasi jadi lebih rumit. Di sinilah application performance monitoring atau APM berperan penting sebagai sistem monitoring yang memastikan setiap komponen bekerja sebagaimana mestinya
Dengan APM, perusahaan dapat mengidentifikasi gangguan performa aplikasi bisnis mereka dengan lebih cepat, menemukan akar masalah, serta mengoptimalkan pengalaman pengguna secara menyeluruh. Artikel ini akan membahas seluk-beluk APM mulai dari definisinya, mengapa teknologi ini penting, bagaimana cara kerjanya, perbedaannya dengan observability, serta manfaatnya untuk perusahaan. Simak artikel berikut ini untuk informasi selengkapnya!
Application performance monitoring atau APM adalah serangkaian proses, alat, dan praktik yang digunakan untuk memantau, mengelola, serta mengoptimalkan performa aplikasi. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa aplikasi berjalan sesuai dengan standar performa yang diharapkan, baik dari sisi teknis maupun pengalaman pengguna. Teknologi ini mencakup beberapa komponen penting seperti monitoring waktu respons, analisis transaksi end-to-end, deteksi anomali performa, serta monitoring dependensi antar layanan. Dengan teknologi ini, perusahaan dapat menjaga Service Level Objectives (SLO) dan meningkatkan kepuasan pengguna akhir. APM dapat menjadi sistem cerdas yang menjadi bagian dari digital experience management modern.
Performa aplikasi yang buruk dapat berakibat fatal di dalam lingkungan digital yang semakin kompetitif. Penundaan satu detik saja dalam loading time dapat menurunkan tingkat konversi pelanggan secara signifikan. Selain itu, gangguan atau downtime dapat merusak reputasi merek dan menyebabkan kerugian finansial yang besar.
Perusahaan perlu mengidentifikasi masalah dengan cepat. Oleh karena itu, APM dapat menjadi solusi pendeteksi anomali dan memberikan peringatan otomatis. Selain itu, perusahaan juga dapat menurunkan waktu pemulihan insiden dengan analitik akar penyebab masalah yang otomatis. Tim DevOps dapat segera memperbaiki masalah tanpa menelusuri log secara manual.
Secara keseluruhan, APM sangat penting agar perusahaan dapat mengotomatiskan proses pemantauan sehingga tim dapat fokus pada pengembangan atau inovasi baru untuk aplikasi tersebut.
Secara umum, APM dapat mengumpulkan dan menganalisis data dari seluruh lapisan sistem aplikasi. Jika dibedah lebih dalam, proses ini mencakup tiga lapis pemantauan utama, yaitu:
Pada lapisan ini, APM memantau sumber daya infrastruktur IT seperti CPU, memori, jaringan, cloud, serta performa container dan VM untuk memastikan lingkungan aplikasi berfungsi optimal.
Di tingkat ini, APM melacak metrik seperti response time, error rate, dan throughput. Teknologi ini akan secara otomatis menelusuri setiap transaksi pengguna dan menunjukkan titik-titik bottleneck di dalam sistem.
Beberapa APM modern juga memantau bagaimana pengguna berinteraksi dengan aplikasi, mulai dari klik, waktu loading halaman, hingga lokasi dan perangkat yang digunakan.
Ketiga lapisan ini kemudian dikumpulkan melalui integrasi API atau agent-based monitoring, lalu dianalisis menggunakan AI-driven analytics untuk menemukan anomali. Dengan cara kerja ini, APM dapat memberikan wawasan full-stack monitoring sehingga tim developer dan IT dapat memahami performa sistem secara utuh, mulai dari kode hingga customer experience.
Meski sekilas terlihat sama, APM dan observability memiliki perbedaan pada segi fokusnya. Secara umum, APM berfungsi untuk mendeteksi dan memantau performa aplikasi dan menemukan apa yang salah. Sementara itu, observability lebih fokus pada pemahaman mendalam terhadap sistem yang kompleks untuk menemukan penyebab sesuatu terjadi.
Meski begitu, data yang diambil umumnya sama, yaitu metriks, traces, dan logs, meskipun observability umumnya mengambil konteks tambahan lagi.
Aplikasi mobile kini menjadi salah satu platform pilihan utama untuk interaksi pelanggan dengan brand. Oleh karena itu, APM untuk aplikasi mobile menjadi sangat penting dalam strategi digital perusahaan modern saat ini. Beberapa manfaat utamanya antara lain adalah:
APM dapat membantu mencegah aplikasi mengalami lag, crash atau bahkan waktu loading yang lama. Performa aplikasi yang lancar dan responsif dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan memberikan pengalaman yang konsisten.
Aplikasi yang berjalan dengan cepat dan stabil dapat membantu meningkatkan retensi pengguna. Retensi pengguna yang tinggi secara tidak langsung akan mendorong engagement, dan juga konversi.
Tim developer dapat melakukan pengembangan aplikasi dengan lebih cepat karena APM memberikan data performa real time. Developer juga dapat memperbaiki bug dan merilis update lebih cepat.
Insight dan data dari APM dapat membantu manajemen perusahaan untuk memahami perilaku pengguna dan performa aplikasi. Hal ini mendorong pengambilan keputusan dan penentuan prioritas yang berbasis data.
Untuk bisa menjaga keunggulan kompetitif di era digital, perusahaan perlu memastikan bahwa aplikasi mereka berjalan dengan cepat, efisien, dan bebas gangguan. Oleh karena itu, Phintraco Technology menghadirkan solusi Application Performance Monitoring (APM) yang didukung teknologi AI.
Solusi APM dari kami dapat memberikan analitik akar penyebab secara otomatis, full-stack observability dari infrastruktur hingga customer experience, serta integrasi yang mulus dengan berbagai platform.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Serangan siber terhadap aplikasi mobile kini terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Peningkatan signifikan ini berjalan seiring dengan semakin pesatnya transformasi digital di berbagai sektor, mulai dari perbankan, e-commerce, dan layanan bisnis lainnya. Pelanggan kini dapat melakukan transaksi, pembelian, hingga otentikasi identitas melalui smartphone mereka. Kondisi ini membuat mobile app jadi target utama pelaku kejahatan siber yang mengincar data sensitif. Salah satu metode serangan yang sulit dideteksi adalah serangan overlay atau overlay attack.
Overlay attack memanfaatkan manipulasi visual untuk menipu pengguna agar memberikan informasi rahasia seperti kredensial login, nomor kartu kredit, atau kode OTP. Penjahat siber meniru tampilan aplikasi asli dan menempatkan lapisan interface palsu di atasnya. Karena terlihat identik, pengguna tanpa sadar memasukkan data pribadi ke dalam layar palsu. Overlay attack Android dan overlay attack iPhone kini mulai berkembang dengan teknik berbasis web dan bug UI. Artikel ini akan membahas serangan overlay secara mendalam mulai dari definisi, cara kerja, dampak, dan cara mencegahnya.
Serangan overlay adalah teknik yang digunakan oleh penyerang untuk membuat lapisan tampilan palsu di atas interface aplikasi sah. Tujuannya adalah untuk meniru tampilan asli aplikasi dan menipu pengguna agar memasukkan data sensitif ke dalam interface palsu tersebut. Teknik ini merupakan bentuk serangan phishing berbasis aplikasi, di mana interface yang tampak asli ini sebenarnya dikontrol oleh malware di latar belakangnya.
Overlay attacks sering digunakan oleh malware perbankan mobile, seperti Anubis, Cerberus, atau EventBot, yang secara khusus menargetkan aplikasi finansial. Begitu pengguna mengetikkan data login atau nomor kartu, informasi tersebut langsung dikirim ke server penyerang.
Jenis serangan ini lebih sering terkena di sistem Android, karena sistem Android mengizinkan aplikasi untuk menampilkan elemen grafis di atas aplikasi lain. Sebaliknya, di sistem iOS yang lebih ketat dalam izin sistem, overlay tetap bisa terjadi melalui web overlay phishing atau eksploitasi bug UI.
Serangan overlay dapat dilancarkan melalui beberapa cara, teknik, dan langkah. Secara umum, prosesnya dimulai ketika pengguna tanpa sadar mengunduh aplikasi jahat dari toko tidak resmi atau melalui tautan palsu. Aplikasi ini kemudian meminta izin untuk menampilkan konten di atas aplikasi lain, yang memungkinkan malware beroperasi tanpa sepengetahuan pengguna. Izin ini menjadi pintu masuk bagi malware untuk memantau aktivitas pengguna, seperti saat mereka membuka aplikasi mobile banking atau e-wallet.
Setelah mendeteksi aplikasi target, malware akan menampilkan layar login palsu yang menyerupai interface asli aplikasi tersebut. Pengguna yang terkecoh memasukkan informasi sensitif, seperti data login atau detail kartu kredit, yang langsung dikirim ke server penyerang. Data curian ini kemudian digunakan untuk transaksi ilegal, pencurian identitas, atau penipuan finansial, sehingga menyebabkan kerugian signifikan bagi korban.
Overlay attack adalah jenis serangan siber dan penipuan yang tentu sangat berdampak buruk bagi pengguna, pemilik aplikasi dan ekosistem digital. Berikut adalah beberapa dampak utamanya:
Informasi login, PIN, OTP, dan detail kartu kredit dapat dicuri oleh penyerang melalui layar palsu untuk disalahgunakan dalam transaksi ilegal atau pencurian identitas.
Penyerang juga dapat mengambil alih akun perbankan, e-wallet, atau marketplace korban, menyebabkan kerugian finansial langsung dan potensi penyalahgunaan lebih lanjut.
Korban overlay attack sering kehilangan kepercayaan terhadap aplikasi digital, termasuk yang resmi, sehingga enggan menggunakan layanan serupa di masa depan.
Pengguna cenderung akan menyalahkan aplikasi resmi atas kebocoran data, sehingga merusak reputasi developer aplikasi atau perusahaan di mata publik dan pelanggan.
Overlay attack meningkatkan tantangan keamanan di ekosistem mobile, sehingga menyulitkan deteksi manual dan mendorong kebutuhan solusi keamanan canggih untuk membedakan aktivitas sah dan jahat.
Terdapat beberapa jenis overlay attack yang paling umum dijumpai, yaitu:
Untuk bisa mencegah overlay attacks pemilik dan pengembang aplikasi perlu melakukan langkah-langkah berikut:
RASP dapat mendeteksi dan memblokir aktivitas overlay berbahaya secara real-time. Teknologi ini juga melaporkan ancaman langsung ke tim keamanan untuk respons cepat.
Pustaka keamanan interface mencegah aplikasi pihak ketiga menampilkan konten di atas aplikasi utama. Framework modern mendeteksi dan memutus interaksi overlay secara otomatis.
App shielding dapat melindungi aplikasi dari reverse engineering dan modifikasi kode untuk mencegah pembuatan overlay palsu. Teknik ini memastikan integritas UI aplikasi tidak dapat ditiru secara ilegal.
SDK (Software Development Kit) keamanan mobile dapat mendeteksi overlay jahat, melindungi dari emulator, dan memperingatkan saat aplikasi berjalan di lingkungan tidak aman.
Lakukan pemantauan perilaku aplikasi secara berkelanjutan mengidentifikasi pola serangan overlay baru. Analitik ancaman memberikan wawasan untuk pembaruan keamanan proaktif.
Overlay attack dan serangan siber lainnya kini menargetkan pengguna dan bisnis di seluruh dunia. Perusahaan yang mengandalkan aplikasi mobile untuk operasional bisnis wajib meningkatkan keamanannya. Oleh karena itu, Phintraco Technology menyediakan solusi mobile app security yang adaptif terhadap serangan overlay.
Solusi keamanan dari kami dapat memberikan fitur deteksi otomatis, proteksi runtime, serta integrasi SDK yang mudah. Sehingga memastikan aplikasi bisnis Anda tetap aman bahkan ketika dijalankan di perangkat pengguna yang terinfeksi malware.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Seiring dengan meningkatnya konektivitas antar manusia di era digital, aplikasi mobile kini telah menjadi pilihan utama bagi pengguna untuk berinteraksi dengan berbagai layanan digital. Layanan digital kini meliputi transaksi keuangan hingga komunikasi pribadi. Akan tetapi, di balik kepraktisan tersebut, terdapat ancaman siber yang semakin kompleks dan canggih. Salah satu ancaman yang berbahaya jika diabaikan adalah code injection, serangan yang menyusupkan kode berbahaya ke aplikasi mobile untuk mengambil kendali dan mencuri data penting.
Memahami cara kerja code injection merupakan langkah penting bagi developer dan pemilik aplikasi mobile. Karena serangan ini memiliki dampak yang cukup fatal, khususnya dalam hal kepercayaan pengguna, reputasi bisnis, dan kerugian hukum. Oleh karena itu, memahami bagaimana cara serangan ini bekerja dan cara mencegahnya merupakan langkah penting dalam upaya menjaga integritas dan keamanan aplikasi mobile. Artikel ini akan membahas serangan code injection, mulai dari definisinya, cara kerja, dampak, jenis, serta cara mencegahnya. Simak artikel ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!
Code injection adalah jenis serangan siber di mana penyerang menyisipkan atau 'menyuntikkan' kode berbahaya ke dalam aplikasi agar dijalankan oleh sistem target. Kode ini dapat berupa perintah tambahan, skrip, atau potongan program yang dimasukkan melalui celah keamanan pada input, API, atau bahkan komponen runtime.
Tujuan utama dari serangan ini adalah mengubah perilaku aplikasi, baik untuk mendapatkan akses tidak sah, mencuri data sensitif, maupun menjalankan perintah yang tidak seharusnya dilakukan. Berbeda dari command injection atau SQL injection yang biasanya fokus pada perintah sistem atau database, injeksi kode punya ruang lingkup yang lebih luas karena menyerang langsung ke logika program.
Dalam konteks keamanan aplikasi mobile, serangan ini bisa terjadi saat kode asing dimasukkan ke dalam proses aplikasi, misalnya lewat library pihak ketiga, komponen WebView, atau modifikasi runtime. Akibatnya, pelaku bisa memanipulasi fungsi internal aplikasi tanpa sepengetahuan pengembang atau pengguna.
Serangan injeksi kode ini dimulai ketika aplikasi gagal untuk memvalidasi input atau aktivitas eksternal yang diterima. Penyerang kemudian akan memanfaatkan celah tersebut untuk menyuntikkan kode yang tampak sah, namun sebenarnya berisi instruksi berbahaya.
Prosesnya dapat dijelaskan dalam tiga tahap utama. Pertama, penyerang mencari titik lemah, seperti form input, API backend, atau library yang tidak divalidasi. Lalu melalui celah tersebut, pelaku menyisipkan skrip atau instruksi tambahan. Kemudian sistem atau aplikasi menjalankan kode tersebut tanpa menyadari bahwa itu bukan bagian dari program asli.
Dalam aplikasi Android, serangan dapat terjadi pada lapisan Java/Kotlin maupun native library (C/C++), terutama jika debugging mode aktif atau signature verification tidak diterapkan. Di iOS, injeksi bisa dilakukan lewat dynamic library loading, method swizzling, atau process hooking.
Injeksi kode berbahaya ini memiliki dampak yang luas dan fatal, tidak hanya bagi pengguna tetapi juga bagi bisnis pemilik/pengembang aplikasi. Salah satu dampak utamanya adalah kebocoran data sensitif di mana penyerang mengakses informasi penting. Mulai dari kredensial pengguna, token autentikasi, atau informasi keuangan secara langsung dari memori aplikasi.
Selain itu, serangan ini juga dapat mengubah logika bisnis aplikasi, seperti mematikan sistem verifikasi, memanipulasi saldo, atau memalsukan hasil transaksi. Setelah kode disuntikkan, aplikasi hasil modifikasi (tampered app) dapat disebarkan secara ilegal sehingga dapat merusak reputasi merek.
Pelanggaran keamanan siber seperti ini juga bisa memicu sanksi hukum, dan menghilangkan kepercayaan pengguna, khususnya di industri keuangan yang memiliki regulasi ketat terkait keamanan data dan transaksi digital.
Serangan injection bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. Setiap jenis-jenis ini juga bisa terjadi secara tunggal atau kombinasi. Berikut adalah jenis-jenis serangan injection yang perlu dipahami:
Jenis serangan injeksi klasik yang menargetkan database dengan menyisipkan perintah SQL tambahan. Di aplikasi mobile, hal ini bisa terjadi bila input pengguna diteruskan ke API backend tanpa validasi yang tepat.
Dalam jenis ini, pelaku menyisipkan perintah sistem (shell command) untuk dijalankan oleh server atau perangkat. Jika aplikasi memiliki komponen yang berinteraksi langsung dengan sistem operasi, risiko ini meningkat.
Serangan ini terjadi saat skrip berbahaya dimasukkan ke dalam komponen WebView atau browser embedded di dalam aplikasi. Skrip ini dapat mencuri token sesi atau mengalihkan pengguna ke situs phishing.
Penyerang menambahkan dynamic link library (.dll) ke dalam proses aplikasi agar kode asing dieksekusi bersamaan dengan aplikasi asli. Banyak digunakan untuk cheat pada game atau memodifikasi fungsi aplikasi finansial.
Kode disuntikkan langsung ke proses runtime aplikasi, yang memungkinkan pelaku memantau aktivitas atau mengubah perilaku internal.
Serangan ini memanfaatkan proses deserialisasi data yang tidak aman untuk mengeksekusi objek berbahaya di memori aplikasi.
Teknik ini sangat populer pada Android dan iOS untuk melewati mekanisme keamanan, misalnya bypass enkripsi, root detection, atau otentikasi biometrik.
Kode aplikasi dimodifikasi sebelum instalasi (tampering), biasanya pada file APK atau IPA, dan disebarkan ulang oleh pihak ketiga tanpa izin.
Melindungi aplikasi mobile dari serangan injection perlu pendekatan yang berlapis mulai dari pengembangan hingga perlindungan runtime. Berikut adalah langkah-langkah yang direkomendasikan:
Selalu periksa semua input pengguna sebelum diproses. Gunakan whitelist untuk menentukan format dan jenis data yang diizinkan, dan hindari penggunaan fungsi seperti eval() atau exec() yang mengeksekusi string sebagai kode.
Terapkan parameterized queries untuk mencegah injeksi SQL, gunakan API yang aman, dan hindari menyimpan logika sensitif di sisi klien.
Solusi RASP bisa membuat aplikasi mendeteksi dan menghentikan aktivitas injeksi kode secara real-time. Dengan proteksi runtime, aplikasi dapat mengenali upaya hooking, debugging, atau library injection bahkan setelah diinstal pada perangkat pengguna.
Terapkan code obfuscation untuk menyulitkan penyerang dalam membaca struktur aplikasi, dan gunakan checksum atau signature verification untuk memastikan file aplikasi belum dimodifikasi.
Pastikan semua komunikasi menggunakan protokol terenkripsi (TLS/SSL) dengan certificate pinning. Hindari mengirimkan data sensitif tanpa enkripsi atau melalui jaringan publik yang tidak aman.
Code injection merupakan ancaman yang bisa menghancurkan kepercayaan pengguna dan reputasi brand dalam sekejap. Untuk melindungi aplikasi mobile Anda dari serangan injeksi kode dan modifikasi berbahaya, Anda perlu perlindungan yang bekerja di dalam aplikasi, bukan hanya di sekitarnya.
Oleh karena itu, Phintraco Technology menghadirkan solusi mobile app security menyeluruh dengan fitur-fitur seperti RASP, anti-tampering, dan real-time threat detection untuk mendeteksi, mencegah, dan memblokir injeksi kode sebelum merusak sistem Anda.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila

Dalam era digital saat ini, mobile banking telah menjadi tulang punggung layanan keuangan modern. Nasabah kini menuntut kecepatan, kenyamanan, dan aksesibilitas tinggi, semuanya melalui perangkat seluler. Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul tantangan serius bagi lembaga keuangan dan pengembang aplikasi yaitu bagaimana memastikan bahwa setiap transaksi berjalan aman dari ancaman siber. Oleh karena itu, keamanan mobile banking merupakan hal yang serius dan penting untuk diperhatikan.
Bagi institusi keuangan dan pemilik aplikasi mobile banking, menjaga keamanan merupakan kewajiban teknis dan strategi bisnis jangka panjang. Ancaman siber seperti malware injection, phishing, atau peretasan aplikasi dapat merusak reputasi, mengakibatkan kerugian finansial, dan menghilangkan kepercayaan nasabah. Oleh karena itu, fitur keamanan mobile banking menjadi pondasi utama dalam mempertahankan kredibilitas dan daya saing di dunia keuangan digital. Artikel ini akan membahas mobile banking security mulai dari definisinya, cara kerja sistemnya, indikatornya, serta tips keamanan mobile banking bagi bisnis. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya!
Keamanan mobile banking merujuk pada serangkaian mekanisme, kebijakan, dan teknologi yang dirancang untuk menjaga integritas, kerahasiaan, serta keandalan transaksi keuangan melalui perangkat seluler. Dalam konteks bisnis, keamanan ini mencakup perlindungan dari ancaman internal maupun eksternal yang dapat mengganggu operasional aplikasi dan mengancam data nasabah.
Sistem ini umumnya dibangun di atas tiga lapisan utama, yaitu lapisan aplikasi, komunikasi, dan identitas. Lapisan aplikasi berfungsi untuk mencegah modifikasi, injeksi kode, atau eksploitasi aplikasi. Komunikasi berperan untuk menjamin koneksi terenkripsi antara pengguna dan server bank. Sementara itu, lapisan identitas (user) berperan untuk memverifikasi pengguna melalui autentikasi multi-faktor dan kontrol akses.
Implementasi fitur mobile banking security seperti enkripsi data, biometric login, dan runtime protection adalah langkah teknis sekaligus investasi reputasional yang menentukan tingkat kepercayaan publik terhadap layanan keuangan digital.
Sistem security dalam mobile banking bekerja melalui kombinasi antara enkripsi, autentikasi, proteksi aplikasi, dan analisis perilaku secara real time. Berikut adalah beberapa mekanisme utama yang perlu diperhatikan:
Semua data yang berpindah antara perangkat pengguna dan server bank akan dienkripsi secara end-to-end menggunakan protokol seperti TLS 1.3. Protokol ini mencegah penyadapan data, serangan man-in-the-middle, dan kebocoran informasi rahasia.
Bagi developer, memastikan sertifikat SSL valid dan memperbarui protokol keamanan secara berkala adalah bagian penting dari compliance keamanan digital.
Lapisan otentikasi berlapis (Multi-Factor Authentication) adalah salah satu fitur keamanan mobile banking yang paling krusial. Sistem ini menggabungkan faktor pengetahuan (PIN atau password), faktor kepemilikan (OTP atau token perangkat), dan faktor biometrik (sidik jari/wajah).
Untuk mencegah modifikasi aplikasi, bank perlu menerapkan teknologi seperti Mobile App Shielding dan Runtime Application Self-Protection (RASP). App Shielding melindungi aplikasi dari reverse engineering dan code injection, sementara RASP bekerja secara real-time untuk mendeteksi indikasi peretasan, rooting, atau aktivitas mencurigakan di perangkat pengguna.
Banyak lembaga keuangan kini menggunakan machine learning untuk memantau pola perilaku pengguna. Sistem ini dapat mengenali transaksi yang tidak biasa dan langsung memicu tindakan mitigasi, seperti temporary lock atau permintaan verifikasi tambahan. Pendekatan ini meminimalkan risiko penipuan tanpa mengganggu kenyamanan pengguna.
Aplikasi banking yang aman dapat dilihat dari efektivitas keamanannya. Berikut ini adalah beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan:
Aplikasi yang aman dapat dilihat dari kepatuhan terhadap standar internasional seperti PCI DSS, ISO 27001, dan rekomendasi OWASP Mobile Top 10. Kepatuhan ini menunjukkan keseriusan institusi dalam melindungi data sensitif nasabah.
Fitur seperti biometric authentication, dynamic PIN, atau OTP berbasis perangkat menandakan penerapan keamanan yang kuat. Sistem ini dapat mengurangi risiko serangan brute force dan meningkatkan pengalaman pengguna tanpa menurunkan tingkat proteksi.
Bagi developer, indikator keamanan aplikasi mobile banking yang paling krusial adalah kemampuan aplikasi untuk mendeteksi dan menolak manipulasi. Dengan perlindungan anti-tampering dan deteksi runtime, aplikasi akan tetap aman bahkan pada perangkat yang telah di-root.
Terakhir, aplikasi yang aman selalu memiliki kebijakan privasi yang transparan, izin aplikasi yang relevan, serta mekanisme kontrol data yang bisa diaudit oleh regulator.
Untuk bisa menjaga keamanan di aplikasi mobile banking, pihak developer dan lembaga keuangan harus memperhatikan beberapa tips keamanan berikut ini:
Implementasikan pendekatan berlapis yang melibatkan enkripsi, MFA, isolasi data sensitif, dan proteksi runtime. Dengan sistem yang berlapis, bahkan jika satu komponen diserang, lapisan lain tetap mampu menahan dampaknya.
Lakukan audit berkala dan penetration testing memungkinkan pengembang menemukan potensi celah sebelum disalahgunakan. Langkah ini memperkuat fitur keamanan mobile app yang sudah diterapkan.
Integrasikan keamanan sejak tahap awal pengembangan aplikasi, bukan hanya setelah peluncuran. Dengan prinsip security by design, setiap komponen sistem dibangun dengan pertimbangan keamanan sejak awal siklus hidup aplikasi.
Walau fokus utama ada di sisi teknis, edukasi pengguna tetap penting. Lembaga perlu membangun kesadaran keamanan digital bagi tim internal dan nasabah agar mereka memahami praktik aman saat menggunakan aplikasi.
Di tengah meningkatnya ancaman dunia digital, keamanan mobile banking merupakan bentuk komitmen utama terhadap kepercayaan nasabah. Oleh karena itu, percayakan keamanan mobile app banking Anda kepada solusi mobile app security dari Phintraco Technology!
Solusi dari kami dapat melindungi aplikasi perbankan Anda dengan enkripsi tingkat lanjut, deteksi ancaman runtime, hingga anti-tampering otomatis. Teknologi adaptif ini dapat memastikan pengalaman pengguna tetap lancar tanpa mengorbankan keamanan.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi marketing@phintraco.com sekarang!
Editor: Irnadia Fardila


18 July 2021 – Today, Phintraco Group turns 30. Throughout 30 years since its establishment, Phintraco Group has been growing rapidly to become one of leading group of companies in Indonesia, which consists of Phintraco Technology, PhinCon, Aplikas Servis Pesona, Relia Telemit Semesta, Vemisha and MitraComm Ekasarana that specialize in providing IT solutions and services, Phintraco Sekuritas that specializes in securities, and Shanata Pratama that specializes in property development.
Since 1991 until now, Phintraco Group is always committed to provide innovative solutions and services to help Indonesian companies survive and thrive in any condition through our solutions and services.
During the past years, especially in Indonesia, we see that companies accelerate digital transformation because technologies are able to help companies quickly adapt and survive amidst pandemic.
For Phintraco, emerging Covid-19 challenges do not stop us from turning challenges into new oportunities. Since the beginning of pandemic, it has been proven that there is a lot of other business sectors that try to adapt and survive in these ucertain times by having IT solutions and other business services to help them through this crisis with a more simple way.
Phintraco takes its role in helping business overcome the pandemic challenges by providing various IT solutions and services such as Modern IT Infrastructure, Contact Centers, Tokens, Smart Card Technology, IT Consulting, Customer Relationship Management (CRM), Middleware, Human Resources (HR), Big Data, Enterprise Resource Planning (ERP), IT Security, IT Outsourcing, Business Process Outsourcing, Electronic Transaction Services, and more. In addition to providing innovative IT solutions and services, Phintraco is also committed to developing the Indonesian capital market through one of its member companies, Phintraco Sekuritas. At present, Phintraco Sekuritas has 168 investment galleries across Indonesia.
Entering its 30s, Phintraco Group hopes to always contribute from various aspects to save Indonesian economy which has been affected by the pandemic. By turning challenges into new opportunities, Phintraco will continue to strive for the convenience, productivity and success of its valuable customers in all situations.
Further information:

Phintraco Technology successfully named as the recipient of an award from Avaya. The award was presented at Avaya Partner Summit 2020, Avaya’s annual partner event. This year, Phintraco Technology received an award for the category “Growth Partner of the Year” on Thursday, 19 November 2020. Previously, Phintraco Technology also received an award for the same category at Avaya Partner Summit 2019 in Atlantis Hotel, Dubai. For your information, Phintraco Technology is the only Avaya’s partner in Indonesia that received an award in this international event for the 2nd consecutive time.
Phintraco Technology, which has been an Avaya’s partner since 2000, was honored among a global field of top Avaya partners for demonstrating excellence in performance improvement over the past few years as an Avaya’s business partner. This award is certainly a testament of Phintraco Technology’s consistency and expertise in providing innovative approaches for customers based on Avaya’s technology.
In this year’s Avaya Partner Summit, in addition to bringing award-winning Avaya Edge partner program to global partner community, Avaya also invited all its business partners virtually to discuss the future customer experience center and digital workplace. Avaya presented its updated multi-cloud application ecosystem that enables organizations to choose the cloud technologies that deliver the business results they want at the speed they want. These technologies are presented in line with today's business needs, which still require effective performance for battling the pandemic.
This award will inspire us to always consistently provide the best solutions and services to our customers and partners. Phintraco Technology is very proud to be named for the 2nd consecutive time of Avaya’s Growth Partner of the Year, we are committed to always provide innovations with quality and grow together with Avaya to build mutually beneficial business partnerships for both now and in the future.
Reference:
Related articles:
https://phintraco.com/phintraco-techology-raih-penghargaan-growth-partner-of-the-year-di-avaya-partner-summit-2020/https://phintraco-tech.com/2019/11/16/phintraco-technology-successfully-wins-international-award-avaya-engage-2019/
Phintraco Technology was recognized as the winner of Dynatrace’s “New Partner Award”. The award was presented at “Amplify 2020 – Dynatrace Partner Program” held by Dynatrace virtually on Thursday, 12 November 2020.
In this Dynatrace Partner Program, awards were classified in five categories, with honorees chosen from selected partners in Asia Pacific. Those five categories were New Partner Award, Cloud Innovation Award, Training and Certification Award, Special Recognition Award for Excellence, and Partner of the Year.
“The New Partner Award is presented to new selected partners that have successfully achieved positive performance in providing innovative solutions and services to customers through Dynatrace’s products.” Said Alex Lim, as a Senior Director Partner and Alliances, APAC, Dynatrace.
For Phintraco Technology, it is an honor to be recognized as the winner of this award. This recognition is also certainly a testament of our reliability in providing the best solutions and services possible to customers.
Dynatrace is one of Phintraco Technology’s partners in providing Application Performance Monitoring solution. Application Performance Monitoring is a solution for ensuring an expected level of service, as measured by performance metrics and user experience monitoring. Application Performance Monitoring solutions help IT teams to detect and pinpoint application performance issues before real users are impacted.
For your information, Dynatrace is recognized as the leader in Gartner 2020 Magic Quadrant for Application Performance Monitoring (APM) solutions. Dynatrace has been named a leader for the 10th consecutive time. [1]
Phintraco Technology would like to thank Dynatrace for the support and appreciation on our positive performance. During these difficult times of the pandemic, Phintraco Technology remains active and ready to help all customers from various industries by providing a variety of high-quality and innovative solutions and services. We hope that in the future, our best efforts and performance can also help government to tackle the Covid-19 crisis and rebuild the Indonesian economy simultaneously.
Further information:
[1] https://www.dynatrace.com/gartner-magic-quadrant-for-application-performance-monitoring/

Phintraco Technology, a leading ICT company that specializes in providing modern IT infrastructures, proudly announces that Dell Technologies has named Phintraco Technology as a Dell Technologies Titanium Partner, the highest tier of the Dell Technologies Partner Program.
As the selected partner who achieves this distinction, Phintraco Technology is recognized as a partner that has the best reputation, competence and services in delivering business results through Dell technologies’ solutions. This achievement proves that the efforts and capabilities of Phintraco Technology in providing solutions from Dell Technologies for all companies in Indonesia have given positive results to all parties.
In addition, with this Titanium Partner, Phintraco Technology is also recognized as a partner that has exceptional business growth, and will always be prioritized to get the best service from Dell Technologies. Now Phintraco Technology provides a wide range of IT infrastructure solutions from Dell Technologies, such as Storage, Servers, Converged Infrastructure, Hyper Converged Infrastructure, Networking, SD-WAN, PC, Industrial PC and Laptop.
To keep our business in line with Phintraco’s vision; “Delivering Best Value and Becoming First Choice of Customer”, Phintraco Technology is always committed to provide the best IT solutions for all customers by putting Dell Technologies as our “Top of Mind” for IT Infrastructure solutions, and always be the first choice of customers by creating more synergized teamwork, starting from the Sales Team, Product Management, Support Delivery, PMO, to Procurement.
Furthermore, All Phintraco Technology teams hope that our partnership with Dell Technologies will always achieve a sustainable success, especially in increasing digitalized process for Indonesian companies and delivering the best solutions to achieve their comprehensive digital transformation vision.
#TransformtheFuture
Further Information:




MitraComm Ekasarana and Phintraco Technology, subsidiary companies of Phintraco Group, participated at the annual event "The Best Contact Center Indonesia 2019" on Monday and Tuesday, 9 to 10 September 2019, as one of sponsors and participated in exhibition for this event.
This event was held by the Indonesia Contact Center Association (ICCA), at Shangri-La Hotel, Jakarta.
The Best Contact Center Indonesia 2019 had two-day conferences by holding a National Seminar with "Artificial Intelligence (AI) is today's advanced technology in developing Contact Center now and in the future" as its topic. This event also offered the exhibition booth for participants who want to know and learn more about Contact Center solutions in Indonesia.
Besides conference and exhibition, The Best Contact Center Indonesia 2019 also held a competition for Contact Centers with 3 categories, those are Individual Category, Teamwork Category, and Corporate Category. The competition, which was organized by the Indonesia Contact Center Association (ICCA), was participated by 52 companies with 390 participants and 170 judges.


The competition at The Best Contact Center Indonesia 2019 had a purpose to give support and appreciation for the competent Contact Center practitioners. So, it is expected that their competencies will increase along with the support and appreciation for those who become a part of Contact Center.
As a company focused on Contact Center solutions, MitraComm Ekasarana and Phintraco Technology hopes that with their contribution at The Best Contact Center Indonesia 2019, it will increasingly give awareness about the importances of the best Contact Center for business development, supporting the improvement of Contact Center competencies in Indonesia, especially for service sectors, and increasing the contribution of Contact Center in supporting a successful business.
Further Information:marketing@phintraco.comRead the Indonesian version at www.phintraco.com
Jakarta - Phintraco Technology was successfully selected as “Rookie of FY 2019” from Dell EMC Partner Kick-off 2019 at Trans Studio Hotel Bandung, on June 25, 2019. In this event, Dell EMC collected all their Metal Tier Partners, which is the partners in Gold, Platinum, and Titanium categories.
The "Rookie of FY 2019" award was achieved because of Phintraco Technology's outstanding contribution and involvement for Dell EMC's achievements. Phintraco Technology also got the title of "Platinum Partner" in a fairly short period of time. There were a large number of award categories for partners, and "Rookie of FY 2019" award was proudly given to Phintraco Technology.
The award was given directly by Mr. Adir Ginting as Country Managing Director of Dell EMC Indonesia to Mr. Brama Dhaneswara as Sales Director of Phintraco Ekasarana representing PT. Phintraco Technology.
[caption id="attachment_7199" align="aligncenter" width="678"]
The "Rookie of FY 2019" Award Was Given to Phintraco Technology, Represented by Mr. Brama Dhaneswara[/caption]For the information, “Dell EMC Partner Kick-off 2019” event has started since the trip from Jakarta to Bandung with presentation schedules by Mr. Bimo Notonegoro as Channel Director of Dell EMC Indonesia and Mr. Albert Lay as Channel Manager of Dell EMC Indonesia.
This outstanding achievement was obtained because of the hard work and perseverance in providing the best service for partners and customers. This award will be utilized as a motivation for Phintraco Technology to improve our innovation and services. With a position as Dell EMC’s Platinum Partner, Phintraco Technology will focus more on developing all solutions from Dell Technology that are oriented to various segments and industries, especially the solutions from Dell EMC in HCI, Storage, Backup and IoT.

Kamis, 11 Oktober 2018 telah diselenggarakan event bertajuk “Voice of the Customer” di Pullman Hotel Thamrin. Acara ini diselenggarakan oleh Phintraco Technology, anak perusahaan dari Phintraco Group bersama business partner-nya, Verint.
Acara ini bertujuan agar para pelaku industri dapat memahami the power of customer voice menggunakan analytics dan voice biometric untuk meningkatkan pengalaman pelanggan (customer experience) dan juga mengetahui bagaimana cara mengotomatiskan seluruh proses manajemen kualitas, mulai dari scoring evaluation hingga assigning coaching.
Melalui Voice of the Customer dari Verint, yang dipercaya dapat menanggapi secara lebih efektif terhadap pelanggan, bisnis, dan permintaan pasar dengan memanfaatkan kekuatan pelaku industri.
Selain itu acara ini juga membahas bagaimana menjadikan setiap agent sebagai agent terbaik di perusahaan untuk meningkatkan kepuasan, operational efficiencies, pendapatan dan kesuksesan pelanggan.
Acara ini dihadiri oleh berbagi pelaku industri mulai dari industri perbankan, industri finansial, industri asuransi, ecommerce, dan industri-industri lainnya. Terdapat 5 (lima) sesi yang diisi dengan pembicara-pembicara, seperti: Sesi Pertama: AI Driven Quality Automation and Real Time Analytics oleh Daniel Ziv, VP Customer Analytic Verint. Di sesi kedua, topik yang dibahas adalah mengenai Defining the Human Age; A Reflection on Customer Engagement in the Modern Era oleh Jason Du Preez, VP Engagement Management Verint.
Sesi ketiga membahas mengenai topik Simplifying and Improving Identification in Contact Centers oleh Aditya Dang, Business Solution Manager Verint. Sesi keempat Nick Mortimer, Senior Director Consulting Verint, membahas mengenai The Transformation from Workforce Optimisation to Workforce Engagement.
Tidak hanya Verint saja yang menjadi pembicara di dalam acara tersebut, namun pada sesi kelima juga diisi oleh Andi Anugrah yang merupakan Ketua Indonesia Contact Center Indonesia (ICCA) mengenai topik Digital Transformation in the Indonesia Contact Center.
Semoga dengan adanya acara ini, para pelaku industri dapat lebih memahami bagaimana mencapai customer satisfaction dan meningkatkan efisiensi operasional melalui kekuatan Voice of the Customer dengan solusi terbaru dari Verint.



Imam Rahadian - Solution Architect Ruijie Network Indonesia saat memaparkan materi (Jakarta, 14/11/2024)[/caption]Imam menjelaskan bagaimana solusi seperti SD-WAN, teknologi smart building, dan data center terbaru dapat mengoptimalkan operasional bisnis modern. "Konektivitas tidak lagi hanya tentang menghubungkan perangkat, tetapi menciptakan lingkungan kerja yang terintegrasi dan ramah lingkungan," ungkapnya.Sesi demo menjadi salah satu sorotan utama acara. Peserta diberikan kesempatan untuk menyimak langsung solusi Ruijie Network Indonesia, termasuk teknologi SD-WAN dan inovasi smart building. Sesi ini memperlihatkan bagaimana solusi tersebut dapat diterapkan dalam berbagai skenario bisnis untuk meningkatkan konektivitas dan efisiensi operasional.Berbagai studi kasus juga dihadirkan untuk memberikan gambaran nyata. Peserta diajak melihat bagaimana teknologi ini diterapkan dalam situasi seperti optimalisasi ruang kerja modern hingga peningkatan keamanan infrastruktur jaringan.Salah satu nilai lebih dari acara ini adalah diskusi interaktif antara pembicara dan peserta. Banyak peserta memanfaatkan sesi ini untuk bertanya mengenai tantangan spesifik yang mereka hadapi dalam mengadopsi teknologi baru.Dengan keberhasilan acara ini, Phintraco Technology dan Ruijie Network telah menunjukkan komitmennya untuk mendorong transformasi digital di Indonesia. Acara ini tidak hanya memberikan wawasan berharga tetapi juga inspirasi bagi para profesional untuk memanfaatkan teknologi inovatif demi mendukung keberlanjutan dan efisiensi bisnis mereka. Media Contact:Public Relationsinfo@phintraco.com

19 November 2020 – Phintraco Group Participates in the annual event held by Indonesia Contact Center Association (ICCA) titled “The Best Contact Center Indonesia 2020” through its two subsidiaries, Mitracomm Ekasarana and Phintraco Technology as one of sponsors and panelists.
Even though it was held virtually because of the pandemic, it did not reduce the enthusiasm of the participants in joining the entire activities of this event, from competition to the contact center conference.
The competitions in The Best Contact Center Indonesia 2020 were classified into 3 categories: individual, teamwork, and corporate categories. This competition had participats from more than 52 instances, both from government and public institutions, as well as private companies in Indonesia with total 265 participants and 122 winners.
According to the purpose of the event, that was to improve the role of contact center toward customer service quality, the contact center conference presented 10 professional speakers, contact center practitioners and consultants from various companies and contact center solution providers. Mitracomm Ekasarana, as a subsidiary of Phintraco Group, also be one of speakers in this contact center conference.
Wibowo Putra as a Sales Manager representing Phintraco Group, delivered his presentation about "Toward Irreplaceable Services" in the Contact Center Conference. The materials delivered the overall condition of contact center in Indonesia, such as its development and also the challenges.
MitraComm Ekasarana as a Business Process Outsourcing company in Indonesia, is very understand about the condition, development, and challenges in contact center world. MitraComm is committed to always deliver its best solutions and services for contact center by ensuring that all provided solutions and services are always updated with the technological development, meet the all growing expectations and needs of our clients, in line with the customer behavioral change, and also ensure that all agents and staffs are also updated with technological development.
With those strategies and understanding, MitraComm are always able to ensure that all MitraComm’s valued clients has contact center at its best quality and work as a key factor for company’s growth.
As a contact center solution provider, MitraComm Ekasarana and Phintraco Technology hope that with their contribution at the event “The Best Contact Center Indonesia 2020”, will give new spirits for all contact center practitioners. Therefore, the development of contact center in Indonesia will be much better in the future, and will increasingly provide awareness to industry practitioners about the importance of having a reliable contact center.
At present, contact center plays an essential role in today’s businesses, because it is a front line for them to communicate and interact with their customers and supporting business performance during times of crisis. MitraComm Ekasarana and Phintraco Technology are ready to help companies to develop their contact center by providing best solutions and services that can be tailored to each of clients’ needs.
Further information:

6 October 2020 – Today, Phintraco Group participated in the annual event named “Indonesia Knowledge Forum (IKF) IX – 2020” that held by BCA Learning Service. This year, the event of Indonesia Knowledge Forum was different to the previous year, it was held virtually due to the Covid-19 pandemic.
The theme of Indonesia Knowledge Forum IX – 2020 was titled “Business Revamp: Overcoming Uncertainty through Knowledge”, which intended to be a learning media for companies, entrepreneurs and professionals to share knowledge about how business withstand the ever-changing situation to achieve good performance and rise up the economic growth in Indonesia by creating new innovations to maintain and generate business value.
As an information and communication technology solutions provider company in Indonesia, Phintraco Group supported the success of Indonesia Knowledge Forum IX - 2020 by participating as one of exhibitors. Phintraco Group showed and demonstrated products and solutions of its 4 subsidiaries which are focused on IT Solutions; Phintraco Technology demonstrated IT Infrastructure and Contact Center solutions, MitraComm Ekasarana demonstrated various Business Process Services and Solutions such as Contact Center Outsourcing, Aplikas Servis Pesona demonstrated Network and IT Security solutions and PhinCon demonstrated CRM, Middleware, HR, Big Data, RPA, ERP solutions and IT Consulting services.
By participating in Indonesia Knowledge Forum IX – 2020 titled “Business Revamp: Overcoming Uncertainty through Knowledge”, we hope that all professionals can obtain new insights about the importance of using the right technology solutions to help their business remain innovative, especially in these uncertain times.
By realizing the full potential of information and communication technology, companies would be able to remain innovative and face all challenges. If companies can take full advantage of the right technology to support their business operations, they can take this uncertainty as a starting point to transform their business for a better future.
Source:
https://phintraco.com/phintraco-group-indonesia-knowledge-forum-ix-2020/

Phintraco Technology, a subsidiary company of Phintraco Group that focuses on Contact Center Solutions and Modern Infrastructures, held an event with its two partners, Dell EMC and VMware on Thursday, 24 October 2019 in Jakarta.
Attended by IT Professionals from across industries, the theme of this event was "Unstoppable IT Journey with DELL EMC & VMWARE Better Together Solutions". This event consists of several sessions presented by Dell EMC and VMware representatives. In addition, there was Question and Answer session about IT solutions, especially about Hybrid and Multi Cloud. All participants showed their enthusiasm for this session, and Phintraco Technology facilitated all participants to discuss about IT Solution with some experts. Through this session, all participants’ curiosity about Hybrid and Multi Cloud were answered in detail.

Question and Answer Session

Through this event, Phintraco Technology aimed to provide knowledge to participants about the future of technology, and encourage Indonesian companies to prepare their company's IT infrastructure ready for Hybrid and Multi Cloud. With the advanced technology that facilitates the company's operations and creates the right strategy to increase productivity, companies are able to turn their IT department into a profit center.
Today, every organization needs to be a digital organization, powered by data, running in a multi-cloud. Every organization needs to prepare their digital transformation start from now.
In the first session, the session “Journey to Multi Cloud” was presented by Albert Lay, as Channel Data Center & Solutions from Dell Technologies.
“According to the research from IDC, By 2020, 60% of organizations will use two or more cloud platforms leading companies to seek Multi Cloud management services to reduce complexity. Organization will focus on how to reduce cost, secure, improve reliability, and how to control and maintain organization well.” Said Albert Lay. In this event, the participants were also given knowledge about the steps during the transition process from On Premise to Multi-Cloud.
To help companies to turn their IT department into a profit center, Phintraco Technology provides integrated solutions from Dell EMC and VMware.
Dell EMC delivers integrated hardware and software solutions that provide financial and operational efficiency. It has been more than ten years for Dell EMC and VMware development have resulted in a highly integrated portfolio of infrastructure products and provided simplified operational control.
Dell EMC and VMware deliver the industry’s main cloud software powered by API driven CI, HCI and Best of Breed systems. All are combined to be the industry’s main cloud infrastructure.
Phintraco Technology gives opportunities to all organizations to develop their IT department. Phintraco Technology is ready to make every organization to be a digital organization that powered by data and running in Multi Cloud. There is no complexity in modernizing infrastructure and software, also secure important assents.
With Phintraco Technology, you are able to turn your company’s IT department into a profit center by changing your existing organization to be a digital organization that more productive and efficient through a collaboration between Dell EMC and VMware.
Further Information:
marketing@phintraco.com

Phintraco Group participated again this year in “Indonesia Knowledge Forum VIII” held by PT Bank Central Asia Tbk (BCA) on 8-9 October 2019 at The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta.
The theme of Indonesia Knowledge Forum (IKF) VIII is about the development of digital ecosystems and startups in Indonesia, titled "Capital Culture: Nurturing Mindset for The Next Era of Capital Culture". This event aimed to give awareness to people about business growth in a digital era, which becomes much easier because of the advancement of technology.
Phintraco Group participated again in the Indonesia Knowledge Forum VIII as one of exhibitors. Phintraco Group showed and demonstrated products and solutions of 4 its subsidiary companies which are focused on IT Solutions; Phintraco Technology demonstrated Contact Center and Unified Communication solutions, MitraComm Ekasarana for Business Process solutions such as Contact Center Outsourcing, Aplikas Servis Pesona for Network and IT Security solutions and PhinCon for CRM/CX, HR and Big Data solutions.

Visitors showed their enthusiasm through visiting Phintraco Group’s booth because Phintraco Group is an IT solutions provider company that helps entrepreneurs to achieve their business targets with the best technology support, in accordance with the purpose of this event, which to socialize all visitors about the promising opportunities to start your own business in this digital era.
Through this IKF VIII event, Phintraco Group hopes that with our contribution in Indonesia Knowledge Forum VIII, it will properly convey more inspirations to all people that starting your own business in today’s digital era will be much easier because the presence of technology helps business process become much easier and more efficient.
Further Information:marketing@phintraco.com
Phintraco Technology, the Platinum Partner of Dell Technologies, held an event titled "Simplify Your Journey to Digital Transformation" at Westin Hotel Jakarta, Indonesia on Wednesday, August 14, 2019. The event was attended by IT professionals across industries.
This event aimed to give knowledge to every organization about the right strategy to simplify their journey to digital transformation by utilizing advanced technology.
In the first session, Mr. Albert Lay, as Channel Data Center & Solutions of Dell Technologies, revealed that many organizations are still in the process of implementing digital transformation in their business. Many organizations are not able to compete in today’s hyper-digital world.
In short, "Simplify Your Journey to Digital Transformation" discussed the journey to digital transformation, starting from the transition of On Premise to Multi-Cloud. "Organizations need solutions that can support businesses to be better, one of its ways is implementing a Multi-Cloud strategy," said Mr. Trigantoro Bram, as Business Solution Architect of Dell Technologies, in the second session.

Multi-cloud is a strategy for organization to utilize two or more cloud computing platforms to perform various tasks. Organizations that do not want to depend on ane cloud can use this strategy to get the best results from their services.
In the last session, Mr. Ryan Renaldy, as Country Business Lead OEM and IoT Solutions of Dell Technologies, presented about Dell Technologies’ solutions that can improve business services in the era of digital transformation. Such as IoT, Edge Computing, and Artificial Intelligence (AI).
From the last session, it is known that Dell Technologies has Edge solutions that are useful for taking or inputting data based on circumstances, Edge will transfer data that can be read by Cloud and it is useful as an analysis for learning parameters.
Multi-Cloud, IoT, Edge Computing and AI are mutually beneficial solutions to simplify digital transformation in business.

By holding this event, we expect every organization to know that Phintraco Technology is committed to supporting all organizations in Indonesia to simplify their journey to digital transformation. Phintraco Technology will simplify their journey to digital transformation in business for real with the best solutions from Dell Technologies.
Further information:marketing@phintraco.com